Kredit Foto: Kemenperin
Walaupun masih ekspansi dan sebagian besar pelaku usaha masih optimis terhadap kondisi enam bulan ke depan, tingkat pesimisme pelaku usaha cukup menghawatirkan pada September ini. Pelaku usaha yang menyatakan pesimis bertambah 2,4% yaitu sebesar 11,6%. Hal ini disebabkan ketidakpastian di pasar global. Selain itu, adanya kenaikan harga energi juga meningkatkan tingkat pesimisme pelaku usaha.
Dilihat dari variabel pembentuknya, variabel Pesanan Baru dan Produksi mengalami ekspansi. Meskipun jika dilihat data impor bahan baku atau penolong pada Agustus mengalami penurunan 4,13% dibanding bulan sebelumnya (mtm), serta impor barang modal turun 4,55% (mtm). Sebaliknya variabel Persediaan Produk mengalami kontraksi. Terjadi penurunan nilai indeks pada variabel Persediaan Produk dari 51,85 menjadi 47,40 (turun 4,45 poin).
Jika dilihat nilai IKI per subsektornya, pada Industri Pengolahan Lainnya terpantau IKI-nya terkontraksi semakin dalam. Hal ini dikarenakan penurunan ekspor produk di pasar tradisional, dengan kondisi pasar tradisional tujuan ekspor, seperti China, Amerika Serikat, dan Eropa mengalami perlambatan ekonomi.
"Beberapa produk telah beralih mencari pasar baru, seperti industri bulu mata palsu, dan industri alat musik. Kementerian Perindustrian berupaya mengikutsertakan industri tersebut dalam pameran luar negeri. Meskipun demikian, industri perhiasan masih mengalami ekspansi dan memiliki kontribusi ekspor yang tinggi selain alat musik tradisional, dan mainan anak," tegasnya.
Baca Juga: Dukung Hilirisasi Industri, Kemenperin Cetak Lebih 250 Ribu SDM Kompeten
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement