Brand bukan hanya sekedar logo dan nama, tapi kumpulan pengalaman dari apa yang konsumen rasakan dan pikirkan, ketika mendengar, melihat dan interaksi dengan sebuah merek dari sebuah produk atau jasa. Brand merupakan nama yang memiliki makna, didalamnya mengandung unsur awareness, image, engagement, preferensi dan loyalty sehingga konsumen percaya dan menggunakan sebuah brand. Karena itu membangun brand adalah bagaimana membangun nama di benak konsumen atau masyarakat.
Namun perkembangan internet dewasa ini telah mendisrupsi cara konsumen mengenal sebuah brand. Konsumen mulai memanfaatkan smartphone, tablet, dan komputer untuk mencari sebuah produk atau jasa dengan brand tertentu. Dengan penetrasi internet yang mencapai lebih dari 70 persen dari penduduk Indonesia, pengelola brand harus beradaptasi, bagaimana hadir di media digitaal, media sosial, marketplace, dan beragam aplikasi digital, agar lebih mudah ditemukan dan digunakan oleh konsumen.
Demikian diungkapkan oleh Tri Raharjo, CEO TRAS N CO Indonesia, dalam kegiatan Seri Webinar Merek, IPTalk: Brand (H)ours dengan Tema Brand Development in The Digital world, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Rabu (27/9/2023). Menurutnya, untuk menemukan produk yang dibutuhkan, saat ini konsumen melakukan pencarian di internet, seperti search engine, marketplace, bahkan media sosial.
Dengan kebiasaan tersebut, maka penting bagi brand untuk dapat ditemukan di halaman pertama mesin pencari. Dengan demikian maka akan berpotensi menarik calon konsumen. Untuk itu, ada beberapa cara dapat dilakukan, seperti memperbanyak liputan atau artikel terkait brand.
Menurutnya diliput oleh media terutama media massa nasional sangat diperlukan. Karena media massa nasional, selain memiliki trafik yang tinggi, calon konsumen juga lebih percaya dengan berita dan artikel yang disajikan.
”Ketika brand diliput media online juga akan menambah reputasi, dan kepercayaan akan meningkat. Karena itu membangun hubungan baik dengan media juga diperlukan,” jelas Tri Raharjo.
Platform digital lainnya yang dapat dimanfaatkan, lanjut Tri Raharjo, adalah media sosial. Media sosial memiliki keunggulan sendiri, karena dapat digunakan sebagai sarana interaksi dengan konsumen, sehingga membuat engagement antara brand dengan konsumen menjadi lebih kuat.
Platform digital lainnya yang harus dimanfaatkan oleh brand adalah marketplace, sebagai channel penjualan produk yang ditawarkan sebuah brand. Bahkan pentingnya channel penjualan digital, tidak sedikit brand yang mengubah website yang dimiliki menjadi platform e-commerce.
Tidak hanya sebagai channel penjualan, marketplace juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah brand. Karena melalui marketplace, brand dapat membandingkan tingkat keterpilihan dibanding dengan brand-brand yang lain di kategori yang sama.
Dari beragam aktivitas tersebut, menurut Tri Raharjo, pencarian dan ulasan di halaman internet untuk membangun brand awareness dan reputasi, media sosial untuk engagement, dan marketplace untuk mengukur sejauh mana keberhasilan sebuah brand dari aktivitas yang telah dilakukan.
Tri Raharjo juga mengungkapkan ada lima kunci membangun brand agar menjadi pemenang di era digital, yakni; Brand Awareness yakni sejauh mana brand dikenal oleh konsumen, Brand Image bagaimana citra positif sebuah brand dimata konsumen, Brand Engagement seberapa dekat brand dengan konsumen, Brand Choice seperti apa tingkat keterpilihan sebuah brand yang dibuktikan dari traksaksi, review dan rating. Dan terakhir Brand Loyalty, diukur dari tingkat loyalitas konsumen menggunakan sebuah brand. Demikian pemaparan Tri Raharjo, dalam kegiatan Seri Webinar Merek, dengan judul Digital Branding; Build A Winning Brand.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement