Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

THR Menipis Sebelum Lebaran? Ikuti 5 Strategi Atur Keuangan Ini!

THR Menipis Sebelum Lebaran? Ikuti 5 Strategi Atur Keuangan Ini! Kredit Foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menjelang Lebaran, masyarakat Indonesia tak hanya bersiap merayakan momen kebersamaan, tetapi juga menerima Tunjangan Hari Raya (THR) sebagai tambahan penghasilan. Berdasarkan riset Jakpat 2024, sebanyak 59 persen responden bergantung pada THR untuk memenuhi kebutuhan Ramadan, dengan mayoritas pengeluaran masih berfokus pada kebutuhan harian, terutama makanan. Selain itu, 80 persen dari mereka menyisihkan dana untuk zakat, serta membelanjakan uang untuk berbuka bersama, mudik, membeli pakaian baru, hingga hampers.

Bagi para profesional muda yang baru mendapatkan THR pertama, godaan untuk membelanjakan tanpa perhitungan bisa menjadi tantangan. Namun, Bank DBS Indonesia menekankan pentingnya pengelolaan THR yang bijak agar tetap stabil secara finansial.

Langkah pertama dalam mengelola THR adalah menghitung kembali pengeluaran bulanan. Di tengah meningkatnya biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi global, penting untuk memiliki gambaran jelas tentang kondisi keuangan sebelum membelanjakan THR. Menganalisis kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, sewa tempat tinggal, hingga cicilan dapat membantu menentukan prioritas. Untuk mempermudah, nasabah dapat memanfaatkan fitur rekap pengeluaran otomatis di aplikasi perbankan digital.

Baca Juga: Grant Thornton Indonesia Bagikan Tips Mengelola THR di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Setelah mengetahui kondisi keuangan, alokasi THR sebaiknya dimulai dari kebutuhan primer seperti zakat fitrah. Besaran zakat fitrah umumnya 2,5 kg bahan makanan pokok atau uang tunai setara. Setelah zakat terpenuhi, dana THR bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain seperti biaya mudik dan THR bagi keluarga. Metode 50/30/20 dapat digunakan untuk membagi anggaran: 50 persen untuk kebutuhan dasar, 30 persen untuk dana darurat serta tabungan, dan 20 persen untuk keperluan sekunder seperti pakaian baru dan hampers.

Jika THR tidak mencukupi, masyarakat disarankan untuk lebih selektif dalam pengeluaran dan mencari peluang tambahan pemasukan, seperti berjualan makanan khas Lebaran atau pakaian muslim. Strategi lain untuk menjaga kondisi finansial adalah memesan tiket mudik lebih awal guna mendapatkan harga lebih murah atau memanfaatkan program mudik gratis yang disediakan berbagai pihak.

Tak kalah penting, melunasi utang dengan bijak juga menjadi salah satu cara memanfaatkan THR secara optimal. Bank DBS Indonesia menyarankan metode snowball, yaitu mendahulukan pelunasan utang dengan saldo terkecil sambil tetap membayar tagihan minimum utang lainnya. Setelah utang terkecil lunas, pembayaran bisa dialihkan ke utang berikutnya secara bertahap. Selain itu, fitur digibank Pay Later dari DBS dapat membantu masyarakat mengelola pengeluaran dengan cicilan fleksibel hingga 60 bulan.

Selain itu, menyiapkan dana darurat dan berinvestasi untuk masa depan menjadi langkah penting dalam perencanaan keuangan yang sehat. Idealnya, 30 persen dari THR dialokasikan untuk dana darurat guna mengantisipasi pengeluaran mendadak setelah Lebaran. Masyarakat juga disarankan untuk menginvestasikan sebagian THR ke aset finansial seperti reksa dana atau obligasi agar nilainya bertumbuh. Bank DBS Indonesia menawarkan 70 lebih produk reksa dana dengan investasi mulai Rp100 ribu serta 130 lebih produk obligasi dengan minimal investasi Rp1 juta, yang dapat dibeli dan dikelola secara digital.

Tak hanya investasi keuangan, masyarakat juga bisa mengalokasikan THR untuk mengembangkan keterampilan dengan mengikuti pelatihan atau sertifikasi yang dapat menunjang karier.

Baca Juga: Ajak Manfaatkan THR untuk Investasi Emas Syariah, EMASKU dari Hartadinata Abadi Luncurkan Ramadan Series

Selain memastikan keuangan tetap stabil, keamanan bertransaksi selama Ramadan dan Lebaran juga harus diperhatikan. Dengan meningkatnya aktivitas pembayaran digital, risiko kejahatan siber semakin tinggi. Bank DBS Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak membagikan PIN, OTP, atau data pribadi kepada pihak mana pun, serta waspada terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan bank atau instansi resmi.

Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia, Melfrida Gultom, menekankan pentingnya perencanaan keuangan yang matang agar masyarakat tetap dapat menikmati Ramadan dan Lebaran dengan tenang tanpa mengalami kesulitan finansial setelahnya.

“Bulan suci Ramadan dan Lebaran merupakan momen yang ditunggu oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Tentunya, menghabiskan waktu bersama keluarga dan kerabat terdekat dengan penuh makna di momentum ini menjadi keinginan kita semua. Namun, tanpa perencanaan keuangan yang matang, keadaan finansial setelah masa liburan berakhir bisa menjadi tantangan sendiri,” ujar Melfrida.

“Oleh karena itu, Bank DBS Indonesia terus mengedukasi nasabah agar dapat memanfaatkan THR dan mengelola keuangan dengan baik. Ini disertai dengan berbagai solusi perbankan yang mudah, aman, dan efisien untuk menyederhanakan perencanaan dan transaksi sehari-hari. Dengan ini, nasabah dapat menghabiskan waktu dengan bermakna tanpa perlu dirumitkan dengan urusan perbankan atau Live more, Bank less,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: