Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berbagi Inspirasi di IKF XII 2023, Bos Kopi Tuku: Industri Kopi Indonesia Punya Banyak Ruang untuk Bertumbuh

Berbagi Inspirasi di IKF XII 2023, Bos Kopi Tuku: Industri Kopi Indonesia Punya Banyak Ruang untuk Bertumbuh Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Jakarta -

BCA menghadirkan banyak tokoh inspiratif dalam Indonesia Knowledge Forum (IKF) XII 2023 “Eco-Creation: Empower Sustainability through Partnerships and Digitalization”, salah satunya adalah Andanu Prasetyo, CEO Makna Angan Karya Andanu yang juga merupakan bos Kopi Tuku. Dalam diskusi panel bertema "The Art of Business on Gaining and Growing Customers", Tyo berbagai inspirasi dan pandangan mengenai bisnis di industri kopi Indonesia yang menurutnya masih banyak ruang untuk bertumbuh.

Tyo yang mulai serius menekuni bisnis kopi sejak tahun 2010 menyampaikan bahwa ia telah banyak belajar dari para pelaku bisnis di industri kopi. Perjalanan ke berbagai tempat, seperti Yogyakarta hingga Australia pun telah ia lakukan untuk mengeksplorasi lebih dalam mengenai kopi. Hingga akhirnya, Tyo menemukan fakta bahwa meski sebagai produsen, Indonesia memiliki tingkat konsumsi kopi yang belum terlalu tinggi.

"Sebagai produsen kopi, konsumsi kopi di Indonesia tidak terlalu tinggi. Saya pun tergerak sebagai anak muda, bagaimana caranya meningkatkan kebiasaan konsumsi kopi di Indonesia," ungkapnya dalam panel diskusi "The Art of Business on Gaining and Growing Customers" IKF XII di Jakarta, 10 Oktober 2023.

Baca Juga: Indonesia Knowledge Forum 2023: BCA Usung Semangat Eco-Creation, Dukung Ekonomi Berkelanjutan

Perasaan tergerak itu kemudian Tyo implementasikan melalui bisnis Kopi Tuku. Melalui Kopi Tuku, Tyo ingin menghadirkan kopi dengan cita rasa yang disukai masyarakat Indonesia dengan harga yang terjangkau. Seiring berjalannya bisnis Kopi Tuku dan hasil berdiskusi dengan pelaku industri kopi, Tyo menyadari bahwa apa yang dilakukan Kopi Tuku hanyalah permulaan dari sisi hilir dan masih banyak ruang yang perlu diisi untuk memajukan industri kopi nasional.

"Kami pastikan bahwa industri kopi di Indonesia ini baru dimulai. Masih banyak sekali ruang yang perlu diisi di industri kopi, terutama dari tengah ke hulu. Apa yang Tuku bentuk itu baru di hilir, kami butuh lebih banyak teman yang inovatif dan kreatif untuk sisi tengah-hulu. Kami masih banyak butuh bantuan," tambah Tyo. 

Optimisme ruang bertumbuh bagi industri kopi Indonesia bukan tanpa alasan. Hal itu, tegas Tyo, sudah tergambar ketika pandemi Covid melanda. Dengan sumber daya manusia dan alam yang ada, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kekuatan terbesar untuk bangkit dari pandemi, salah satunya berkat industri kopi.

"Banyak sekali cara Indonesia untuk memberi nilai tambah bagi industri kopi, baik dari segi budaya maupun dari segi rasa yang dibawa. Kami yakin bisa ke kancah global karena kami rasa kami mampu memberikan warna bagi industri kopi global sekaligus membawa nama Indonesia lebih baik lagi," lanjutnya.

Tyo meyakini bahwa kopi di masa depan tidak hanya akan menjadi sebuah tren, tetapi juga menjadi bagian dari kebiasaan dan budaya masyarakat. Sebab, kopi dapat menjadi wadah yang membawa berbagai nilai baik di dalamnya. Untuk itu, ia berharap akan ada dukungan yang lebih banyak dari para investor kepada industri kopi Indonesia sehingga dapat terus tumbuh produktif dan berkelanjutan.

"Kami butuh lebih banyak investasi untuk produksi kopi yang produktif dan output kopi yang lebih baik dan ramah lingkungan. Kami percaya banyak investor baik dan kami perlu bergandengan tangan lebih erat dari hulu ke hilir," tegas Tyo lagi.

Baca Juga: Indonesia Knowledge Forum 2023: BCA Usung Semangat Eco-Creation, Dukung Ekonomi Berkelanjutan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: