Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Langkah ASDP Hadapi Tantangan Bisnis, Mulai Keuangan hingga Digitalisasi

Langkah ASDP Hadapi Tantangan Bisnis, Mulai Keuangan hingga Digitalisasi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tantangan dalam dunia bisnis pasti ditemui oleh semua kalangan pelaku usaha baik di sektor swasta, daerah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

PT ASDP Indonesia Ferry, salah satu BUMN yang mengelola layanan pelayaran dan kepabeanan, menujukkan bahwa tiap badan usaha harus mampu melakukan inovasi dan melakukan perubahan lebih baik dari sebelumnya, sehingga mampu menghadapi tantangan di era persaingan yang semakin ketat.

Direktur Utama ASDP, Ira Puspadewi pun menyampaikan tidak serta merta ASDP langsung sukses dan sutainable, melainkan ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, salah satu tantangannya adalah manajemen keuangan tunai yang buruk.

Baca Juga: Ini Dia Empat Strategi Bertransformasi Digital Ala ASDP, Pelaku Usaha Wajib Tahu!

"Selama masa Lebaran, uang yang beredar di Merak atau Bakauheni mencapai lima hingga delapan miliar rupiah dalam sehari. Manajemen uang tunai yang buruk menyebabkan risiko kehilangan dana yang signifikan. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pembayaran digital yang lebih aman," ucap Ira, melansir dari kanal YouTube Dr. Indrawan Nugroho, Kamis (12/10/2023).

Kemudian pada tahun 2017, ASDP Indonesia Ferry memutuskan untuk memulai proses transformasi digital. "Langkah awal ini tidak selalu berjalan mulus. Misalnya, penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dalam sistem pembayaran awalnya menjadi pilihan. Namun, kendala muncul ketika sekitar 60% KTP orang Indonesia tidak dapat dibaca dengan benar. Inilah salah satu alasan mengapa sistem pembayaran digital masih memerlukan perbaikan," lanjut Ira.

Selama pandemi pada tahun 2020, ASDP meluncurkan reservasi online sebagai salah satu langkah pertama dalam digitalisasi. Kendati demikian, masyarakat memerlukan waktu untuk memahami dan mengadopsi sistem baru tersebut. Selanjutnya pada tahun 2022, pertama kalinya penggunaan reservasi online diizinkan secara maksimal.

"Perubahan tidak hanya mencakup sistem pembayaran, tetapi juga aspek-aspek lain dari bisnis ASDP. Mulai dari menghilangkan penggunaan kertas hingga memusatkan sistem keuangan. Semua proses bisnis yang dulunya manual kini disederhanakan dan diperbarui menjadi sistem yang lebih efisien," kata Ira.

Ira menuturkan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi ASDP adalah bagaimana mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam perubahan menuju lebih baik seperti dalam lingkup digitalisai. Banyak orang Indonesia, menurut Ira, masih memilih metode pembayaran dan pengelolaan uang tunai. Oleh karena itu, komunikasi dan edukasi tentang manfaat dari teknologi digital menjadi kunci dalam proses perubahan.

Baca Juga: Layani 23,1 Juta Penumpang & 4,38 Juta Kendaraan, ASDP Raup Laba Rp311 Miliar

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Naeli Zakiyah Nazah
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: