Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cetak Ekosistem Wirausaha, Menteri Teten Hadirkan Wadah Mahasiswa Jadi Pengusaha

Cetak Ekosistem Wirausaha, Menteri Teten Hadirkan Wadah Mahasiswa Jadi Pengusaha Kredit Foto: Kemenkop UKM

Demi mempercepat pencapaian target rasio kewirausahaan ini, Menteri Teten mendorong agar kampus atau universitas mulai mengubah pola pikirnya agar anak didiknya kian kreatif untuk menciptakan ide bisnis di tengah studi yang dijalani. Perubahan pola pikir ini bisa dilakukan dengan memasukkan studi khusus kewirausahaan di dalam kurikulum mata kuliahnya.

"Kita harus mulai berbenah dan kita sudah mulai bicara dengan berbagai kampus untuk mengubah kurikulumnya agar tidak menciptakan sarjana menjadi pegawai tapi harus jadi pabrik enterpreuner," ucap Menteri Teten.

Baca Juga: Pengusaha RI Dapat 8 Kerja Sama Dagang dan Investasi dari Eropa di IEBF 2023

Di tempat yang sama Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menambahkan bahwa dari target penambahan 1 juta wirausaha baru di tahun depan, saat ini telah tercapai 593 ribu. Dia optimistis di sisa waktu yang ada target akan terpenuhi.

Dia menambahkan bahwa di UnHas banyak potensi dari para mahasiswa yang telah memulai bisnis. "Beberapa wirausahawan muda dari UnHas yang terpilih, nanti mereka akan kita undang untuk melakukan business matching atau financial matching. Nanti kita minta mereka mempresentasikan bisnis plannya jadi dihadapan para calon mitra atau investor," kata Siti Azizah.

Rektor UnHas, Jamaluddin Jompa, mengatakan pihaknya menyambut baik inisiatif KemenKopUKM yang menjadikan kampus UnHas sebagai salah satu inkubator bagi pengembangan model bisnis mahasiswa atau kaum milenial. 

Di UnHas, kata Jamaluddin, bakal ada kurikulum baru untuk memberikan peluang bagi para wirausahawan muda atau mahasiswa untuk mengembangkan diri menjadi enterpreneur selama satu semester. Dengan kurikulum ini diharapkan lulusan UnHas bisa menjadi wirausahawan yang andal.

"Kami mewajibkan di prodi ekonomi untuk ada kewirausahaan, kami juga memiliki direktorat inkubator teknologi dan kewirausahaan. Selain itu kami juga memiliki science technopark untuk memastikan proses-proses inovasi yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa," kata Jamaluddin.

Sementara itu Founder CV Kreasi Laut Indonesia dengan Brand Tambakmi, Fikrang (26) menyatakan siap berkolaborasi dengan berbagai stakeholder termasuk dengan KemenKopUKM dalam upaya pengembangan bisnis petani udang vaname di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. 

Dengan aplikasi digital yang diciptakan, para petani tambak udang akan terbantu dalam perawatan, masa panen hingga memasarkan udang vaname. Saat ini berkat inovasi bisnisnya para petani tambak udang bisa menembus pasar ekspor ke beberapa perusahaan besar di Jepang dan Eropa.

"Saya harap dengan sinergi, bisa terbuka lagi pasar kami yang tadinya hanya tiga bisa mencapai minimal 9 perusahaan yang bisa kita pasok. Kami harap para petambak tradisional juga bisa kita padukan dengan teknologi untuk mempermudah dalam bisnis prosesnya," ucapnya.

Selain itu terdapat local entrepreneur lainnya seperti Ahlul Nasar yang memiliki usaha pelet pakan alternatif untuk udang budidaya yang memanfaatkan limbah maggot dan nanopartikel kalsium cangkang kepiting bernama Pakanre. Lalu, Ahmad Azhar pemilik usaha PT Sitinaja Global Ekspor yang merupakan perusahaan ekspor produk olahan serabut kelapa. 

Baca Juga: Teten Masduki: Factory Sharing Solusi Jitu Sejahterakan Petani Garam Makassar

Kemudian Aria salah satu mahasiswa UnHas yang memiliki usaha kreatif dengan nama Shoesi Shepatu. Serta Adnan Yatim founder dari Helper Indonesia yang membuat platform menyediakan layanan asisten pribadi dan layanan jasa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: