- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
PHR Buka-Bukaan Mengenai Upaya Kelola Aset dan Hadapi Tantangan 1 Juta Barel
Executive Vice President Upstream Business Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan, Edwil Suzandi, mengatakan tidak dapat dipungkiri alih kelola PHR dua tahun lalu merupakan transisi yang terbesar di Indonesia.
Selain diwarisi wilayah operasi raksasa, PHR mendapat limpahan ribuan sumur tua serta fasilitas-fasilitas penunjang yang rata-rata telah dioperasikan hampir seabad oleh operator sebelumnya.
"Mulai dari fasilitas bawah permukaan (subsurface) seperti pompa, casing dan tubing, hingga fasilitas permukaan (surface facilities) seperti jaringan pipa produksi, stasiun pengumpul, instalasi listrik, hingga jaringan pipa utama menuju pengapalan," ujar Edwil dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (22/10/2023).
Baca Juga: Sah! Elnusa dan Pertamina Hulu Rokan Sepakati Implementasi Teknologi Stimulasi Reservoir EOR
Edwil mengatakan, dengan kondisi bisnis hulu migas yang kian menantang, operator seringkali dihadapkan pada opsi-opsi strategi operasi yang mengharuskannya untuk tetap konsisten dan efisien dengan memanfaatkan yang ada.
Ia mencontohkan, dengan mengalihkan anggaran dan fokus dari belanja modal dan investasi, menjadi pengadopsian strategi manajemen integritas aset, dengan mengoptimalkan aset yang ada untuk memaksimalkan operasi.
Di mana, tata kelola fasilitas berumur, bukan hanya membahas tentang usia peralatan tersebut, tapi juga bagaimana penerapan sistem mitigasi perawatan atas penuaan dan batas usia pakai fasilitas tersebut.
“Salah satu tugas utama PHR saat alih kelola aset adalah melakukan pendataan secara komprehensif kondisi fasilitas terpasang yang diserahterimakan. Dengan pendataan tersebut, PHR dapat menyusun rencana perawatan yang efektif dan efisien, merancang strategi operasi dan eksploitasi minyak yang optimal, aman dan andal, dengan tetap mematuhi seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku," ujarnya.
Lanjutnya, manajemen integritas aset-aset lama menjadi sangat penting mengingat di saat yang sama, PHR terus mengembangkan inisiatif-inisiatif baru untuk meningkatkan produksi. Seperti, studi eksplorasi di Formasi Telisa dan Batuan Dasar/Basement Rokan.
Studi ini dilakukan untuk menilai kelayakan pemboran eksplorasi lebih lanjut, guna membuka potensi baru dalam pengembangan wilayah ini.
"Potensi produksi minyak dari lapangan-lapagan baru tersebut tentu memerlukan kesiapan serta keandalan fasilitas-fasilitas penunjang,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan SKK Migas, Bambang Prayoga, mengatakan dengan adanya manajemen integritas aset yang baik, kinerja aset berumur diharapkan tetap dapat dioptimalkan melalui tata kelola perawatan berkala, modifikasi dan peremajaan serta penggantian.
Baca Juga: PLTS Lahir Kembali, Pertamina Hulu Rokan Serius Wujudkan Ihktiar Jaga Bumi
Dengan begitu perusahaan-perusahaan hulu migas dapat memastikan integritas di seluruh siklus hidup aset yang dimilikinya.
"Keseluruhan upaya ini tidak hanya mendukung kinerja perusahaan, tetapi juga mencapai target besar industri migas Indonesia, yaitu untuk mendukung target produksi migas sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 2030.” Ujar Bambang
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement