Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Paparkan Skenario Transisi Energi Menuju NZE 2060

PLN Paparkan Skenario Transisi Energi Menuju NZE 2060 Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seluruh dunia saat ini sedang berusaha menuju net zero emission (NZE) guna menahan peningkatan suhu permukaan bumi tidak lebih dari 1,5 derajat celsius. 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN juga melakukan langkah strategis untuk dapat mendukung upaya dunia dalam menekan meningkatnya suhu muka bumi dengan mendorong percepatan transisi energi. 

Baca Juga: PLN Gandeng Lembaga Penjamin Investasi China Untuk Perkuat Pendanaan Hijau

Strategi untuk mempercepat transisi energi adalah melalui skenario Accelerated Renewable Energy Development melalui pembangunan Green Transmission Line, serta pembangunan Smartgrid dan Flexible Generation.

"Dalam transisi energi, kami membangun skenario Accelerated Renewable Energy Development yang secara agresif menambah 75 persen dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan 25 persen dari gas alam pada 2040," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (23/10/2023). 

Darmawan mengatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan sumber daya alam yang besar membuat sumber EBT tersebar dan terpisah dengan pusat demand. Guna bisa menyinkronkan mismatch yang ada, PLN mengembangkan Green Transmission Line

"Pengembangan pembangkit EBT ini bisa dipercepat dengan pembangunan jaringan transmisi yang terkoneksi dengan baik. Green Transmission Line menjadi salah satu skema yang mampu menghubungkan sumber energi dengan demand. Dengan hal tersebut, maka target porsi pembangkit EBT hinga 75% pada bauran energi bisa dicapai," ujarnya. 

Baca Juga: Gelorakan Energi Gas, Sinergi Pemerintah Sukses Ringankan Beban Petani

Menurutnya sumber energi EBT yang mayoritas bersifat intermittent akan diatasi dengan pembangunan smartgrid dan flexible generation. Dengan adanya skema ini, listrik yang berasal dari EBT bisa dipasok lebih besar tanpa harus mengkhawatirkan faktor intermitensi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: