Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KPR Tetap Jadi Primadona, Bank Antisipasi Kredit Macet

KPR Tetap Jadi Primadona, Bank Antisipasi Kredit Macet Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Walaupun penjualan properti sedang turun, Kredit Perumahan Rakyat (KPR) tetap menjadi primadona bagi masyarakat dalam mewujudkan impian memiliki hunian.

Faktor tingkat suku bunga menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam memilih KPR. Karena itu, perbankan harus mencari cara untuk memenuhi permintaan masyarakat akan KPR dengan suku bunga yang kompetitif.

Pengamat Properti, Aleviery Akbar, mengatakan setiap kenaikan suku bunga akan mempengaruhi penjualan properti. Dampak kenaikan suku bunga itu akan berpengaruh pada permintaan KPR dan pembayaran kredit kepada perbankan dari pinjaman yang sedang berjalan. 

Sementara itu, di tengah kenaikan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6%, kebijakan makroprudensial terkait insentif pengurangan giro wajib minimum atau GWM tidak akan langsung berpengaruh terhadap pembiayaan konsumen. Kebijakan itu efeknya lebih berdampak kepada pembiayaan untuk developer.

Baca Juga: Mensos Risma: 36 Unit Rumah Deret Diserahkan ke Warga Klungkung

“Kenaikan suku bunga akan mempengaruhi penjualan dan pembayaran kredit konsumen. Tentunya, dengan suku bunga yang tinggi, risiko yang ditanggung perbankan adalah potensi kenaikan kredit macet,” ujar dia.

Menurut Survei Harga Properti Bank Indonesia (SHPR), harga properti residensial di pasar primer secara tahunan masih melanjutkan tren peningkatan pada kuartal II 2023. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal II 2023 tercatat naik sebesar 1,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 1,79% (yoy).

Secara lebih spesifik, peningkatan IHPR tersebut terutama ditopang oleh kenaikan harga rumah tipe kecil sebesar 2,22% (yoy), rumah tipe menengah mengalami peningkatan sebesar 2,72% (yoy), dan rumah tipe besar dengan kenaikan sebesar 1,49% (yoy).

Sementara itu, tingkat penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal II 2023 secara tahunan masih rendah, dengan kontraksi 12,30% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 8,26% (yoy). Salah satunya disebabkan oleh tingkat suku bunga KPR. Walaupun demikian, jenis pembiayaan yang menjadi pilihan utama masyarakat dalam melakukan pembelian rumah primer adalah KPR. 

Bank Indonesia mencatat, kredit pemilikan rumah perbankan mencapai Rp663,6 triliun pada semester I/2023 atau bertumbuh 10,1% YoY. KPR tercatat menyumbang 35% terhadap total kredit konsumer perbankan yang tercatat mencapai Rp1.895,3 triliun atau meningkat 9,1%. 

Sementara itu, jenis pembiayaan yang menjadi pilihan utama masyarakat dalam melakukan pembelian rumah primer adalah mayoritas adalah KPR (76,02%), disusul pembelian Tunai bertahap (17,25%), dan pembelian Tunai (6,73%). 

Mendongkrak penjualan properti, Bank Indonesia memberikan insentif pengurangan giro wajib minimum atau GWM sebesar 0,5% bila penyaluran kreditnya tumbuh 3-7%, dan jika mampu di atas 7% mendapatkan pengurangan hingga 0,6%, bank-bank akan memanfaatkan insentif tersebut untuk lebih gencar menawarkan KPR. 

Secured Business Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Yenny Frisca, mengatakan pihaknya memahami kebutuhan masyarakat terhadap hunian impian, namun terhalang oleh harga dan tingkat suku bunga yang relatif tinggi. Perbankan memang tetap harus berhati-hati di tengah kondisi ekonomi yang masih dinamis. 

Baca Juga: BP Tapera Terus Mencari Model Pembiayaan Perumahan yang Efektif

Dia melanjutkan, strategi Danamon untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan perumahan adalah melalui KPR Danamon LEBIH. Solusi tersebut menggabungkan produk pinjaman dan tabungan. Selain nasabah dapat merencanakan pembelian rumah, solusi tersebut sekaligus menawarkan pengelolaan keuangan untuk membantu masyarakat mencapai tujuan keuangan dan memenuhi kebutuhan mereka.

“KPR Danamon Lebih merupakan komitmen Danamon agar nasabah dapat memiliki rumah impian sambil tetap memegang kendali atas setiap tujuan dan kebutuhan keuangan mereka. Mereka bisa menabung tanpa diblokir saldonya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sekaligus mengakses KPR dengan layanan yang kompetitif, seperti bunga KPR yang bisa makin kecil, bahkan mencapai setara Rp0 dan jangka waktu pelunasan yang bisa lebih cepat,” kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: