Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transformasi BUMN, 88 Proyek Strategis Kementerian BUMN Tuntas Sebelum Pemerintahan Berganti

Transformasi BUMN, 88 Proyek Strategis Kementerian BUMN Tuntas Sebelum Pemerintahan Berganti Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Empat tahun kepemimpinan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberi banyak warna perubahan di Kementerian BUMN dengan menggerakan transformasi yang masif untuk mewujudkan Indonesia maju.

Salah satu yang menjadi target terukur dalam mengelola BUMN saat genap lima tahun di 2024 adalah penyelesaian 88 proyek strategis Kementerian BUMN.

Erick menyebutkan bahwa hingga saat ini, 90% dari seluruh proyek strategis yang menjadi tanggung jawab BUMN telah selesai. Dan menyisakan 10% sisanya yang diperkirakan akan selesai tahun 2024, atau sebelum pemerintahan yang baru terbentuk.

“Itu menjadi bentuk dukungan BUMN terhadap Pemerintah dalam program strategis yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan di daerah,” ujar Erick dalam keterangannya, Selasa  (24/10/2023).

Baca Juga: Bos PTPP Beberkan Capaian BUMN Konstruksi Ini Dalam Empat Tahun Terakhir

Untuk mengawasinya, Kementerian BUMN telah membentuk Strategic Delivery Unit (SDU) yang berada langsung di bawah Menteri BUMN dan Wakil Menteri BUMN untuk mendorong percepatan penyelesaian proyek BUMN tersebut. Awal Transformasi Realisasi penyelesaian 88 Proyek Strategis tersebut merupakan salah satu simbol transformasi yang berhasil dilaksanakan sejak masa awal kepemimpinan Erick di

Kementerian BUMN. Dia memulai transformasinya dari ruang kerjanya sendiri. Ruang kerja yang awalnya didesain untuk kaku, seperti tamu menghadap petinggi. Itu kemudian ia ubah menjadi format meeting, dimana semua orang yang duduk disana setara, di meja yang sama.

"Langkah transformasi itu dilakukan karena diawal saya menjadi Menteri BUMN, teridentifikasi tiga masalah. Pertama, organisasi Kementerian BUMN yang cenderung birokratis. Kedua, organisasi BUMN terlalu besar dan tidak fokus. Ketiga, tidak ada satu nilai yang mengikat," ujar Erick.

Setelah itu, Erick memperluas cakupan transformasi BUMN yang sangat layak dibilang, besar-besaran. Langkah pertama, dia memangkas birokrasi di Kementerian BUMN dengan membuat perubahan tata kelola yang signifikan dan dinilai lebih efisien.

Baca Juga: Sudah Mulai Panas, Komisaris BUMN Ngaku Jadi Korban Di-Kick dari WA Grup Akibat Pilihan Copras-Capres

Erick membentuk tim dibawahnya berdasarkan pola kerja korporasi yang memudahkan koordinasi antara BUMN dengan Kementerian BUMN sebagai pembinanya. Pembagian timnya pun jelas, yaitu Tim Bidang Hukum dan Peraturan Perundang-undangan, Tim Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko, serta Tim Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: