Nusron Wahid Dukung Prabowo, Yenny Wahid TPN Ganjar, Adi Prayitno: Mereka Profesional, Tidak Bawa-Bawa NU
Pengamat politik Adi Prayitno meyakini dua pengurus PBNU yakni Yenny Wahid dan Nusron Wahid mampu menjaga profesionalitas dan integritasnya dalam kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Hal ini terkait keputusan putri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yaitu Zannuba Ariffah Chafsoh atau lebih dikenal dengan nama Yenny Wahid yang mendukung paslon bacapres dan bacawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan menduduki posisi Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP). Di PBNU, Yenny Wahid menjabat selaku Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU.
Adapun, Nusron Wahid yang menjabat selaku salah satu Ketua PBNU serta merupakan politikus Partai Golkar masuk dalam tim pemenangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Keyakinan Adi tersebut juga dilatarbelakangi oleh pernyataan tegas Yenny bahwa tidak pernah membawa-bawa PBNU dalam mendukung Ganjar-Mahfud, seperti yang disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang berprinsip nama NU maupun kepengurusan PBNU tidak boleh dibawa-bawa dalam kontestasi Pemilu 2024.
Baca Juga: Meski Dukung Ganjar, Yenny Wahid Ternyata Memilih PSI
Adi juga menyoroti posisi dan keputusan serupa yang diambil Nusron Wahid yang menjadi tim pemenangan Prabowo-Gibran.
"Ya kalau kerja di PBNU pasti profesional. Mereka itu sesuai dengan tupoksinya akan menjalankan semua kerja-kerja politik di PBNU ya, itu nggak bisa dibantah, karena PBNU ini bukan lembaga negara, tapi kan lebih pada civil societysebenarnya, yang memang gerakannya lebih partisipatoris," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno ketika dihubungi wartawan, Rabu (1/11/2023).
Menurut Adi, tidak ada tanggung jawab yang melekat pada Yenny Wahid, meski memang masuk ke dalam kepengurusan PBNU.
"Jadi, tidak ada tanggung jawab yang melekat pada setiap anggota ataupun pengurus PBNU yang menuntut mereka itu loyal 100 persen, seperti pembantu presiden atau seperti pejabat negara," ucap Adi.
Adi menyoroti bahkan sebagian besar pengurus dan anggota PBNU terafiliasi partai politik, seperti halnya Nusron Wahid.
"Kalau yang dimaksud profesional dalam arti dia bekerja maksimal di PBNU, pastinya tidak akan mengganggu apapun. Namun, harus diakui ketika salah satu, bahkan banyak yang jadi pengurus NU, itu jadi bagian dari pengurus partai dan tim pemenangan tertentu ya pastinya akan ada tarikan napas politik," ujar Adi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement