Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Percepat Penurunan Stunting dengan Deteksi Malnutrisi Ciptaan Anak Negeri

Percepat Penurunan Stunting dengan Deteksi Malnutrisi Ciptaan Anak Negeri Kredit Foto: Setwapres
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah terus berupaya untuk terus menurunkan angka stunting di Indonesia, seperti penemuan metode deteksi malnutrisi pada anak balita dari penemuan Poltekkes Kemenkes Riau.

Dalam hal ini, Peneliti Pusat Kajian Stunting Poltekkes Riau Dr. Aslis Wirda Hayati dalam pemaparannya perihal penemuan alat Rapid Diagnostic Test Pyridinium Crosslinks, yang berpotensi untuk deteksi dini malnutrisi pada balita.

Stafsus Wapres RI Gatot Prio Utomo mengapreasi penelitian tersebut. Menurutnya, penting untuk mengawal proses hilirisasi penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di bidang kesehatan di Indonesia. Dimaksudkan untuk kemandirian kesehatan Indonesia dapat terwujud ke depannya.

Baca Juga: Solusi Masalah Stunting hingga Kemiskinan Desa, Ini Kata Gus Halim

"Sudah banyak hasil karya peneliti-peneliti di Indonesia yang seharusnya dapat membantu pencapaian visi Kemandirian Kesehatan Indonesia, namun kurang mendapat perhatian dan kesempatan, serta dukungan dari para pemangku kepentingan," jelasnya dalam keterangannya, Selasa (7/11/2023).

Dia menekankan, penelitian yang telah dilakukan sejak 2008 hilirissasinya dapat menghasilkan produk akhir yang dapat dimanfaatkan masyarakat di tahun 2034 menatang. Namun dengan dukungan intelijen Medik Badan Intelejen Negara (BIN) metode ini telah ditahap protype pada Bulan Agustus 2023 dan dalam proses pengajuan izin edar di Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Bukan hal yang mudah melaksanakan penelitian di Indonesia, bahkan melanjutkannya ke dalam tahap hilirisasi produk. Jalannya panjang dan berliku, serta rawan gangguan dari fihak-fihak yang kepentingannya terganggu. Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemerintah untuk memberi dukungan penuh agar hasil penelitian ini tidak layu sebelum berkembang," tandasnya.

Kepala Pusat Intelelijen Medik Budiman Bela mengatakan, penemuan ini dapat menjadi jurus untuk Indonesia agar dapat mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan. Pada terobosan metode ini dapat berpotensi merubah potensi pola penanganan gizi buruk pada anak balita. "Bahkan penanganan stunting di dunia sehingga dapat mengharumkan nama Indonesia," kata dia.

Sekretaris Eksekutif TP2S (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Suprayoga Hadi mengatakan, upaya pemerintah untuk menurunkan target angka stunting sudah sangat banyak, penemuan ini diharapkan bisa membantu sebagai sebuah terobosan dalam upaya penanganan masalah stunting.

Baca Juga: Aktif Tekan Stunting, Wapres Ma'ruf Amin Puji Sinergi Kuat Pemda Jambi

Dirjen Farmalkes Kemenkes RI Sodikin Sadek menyampaikan proses ijin edar alat ini saat ini sedang dalam proses sebagaimana mestinya. Dalam kesempatan tersebut berbagai pihak saling menyahut memberikan respon yang positif, dan sangat berharap agar ijin edar dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga dapat segera digunakan dan memberikan manfaat nyata bagi penanganan gizi buruk anak-anak balita di negeri Indonesia.

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Sukaryo Teguh Santoso mengatakan, jika telah diproduksi massal alat ini diperkirakan dapat membantu tim di lapangan. Dengan kelebihan yang dimiliki seperti praktis digunakan, serta non-invasive dengan cukup menggunakan sample urine balita dan hasilnya di dapat dalam waktu lima menit.

"Ini dapat menjadi alat skrining status gizi anak balita, dan kedepannya membantu efektiftas dari intervensi gizi yang dilakukan untuk penurunan stunting," tambah dia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: