Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hari Pahlawan, Sekjen Kemendagri Ajak Masyarakat Perangi Kebodohan

Hari Pahlawan, Sekjen Kemendagri Ajak Masyarakat Perangi Kebodohan Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro memimpin upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-78 tahun di lingkungan Kemendagri. Upacara berlangsung di Halaman Gedung A Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Jumat (10/11/2023).

Para peserta upacara merupakan perwakilan dari setiap komponen lingkup Kemendagri yang masing-masing berjumlah 30 orang. Upacara juga dapat disaksikan secara live streaming melalui kanal YouTube Kemendagri RI.

Baca Juga: Sekjen Kemendagri Dorong Pemprov Papua Pegunungan Gunakan Anggaran secara Efisien

Pada kesempatan tersebut, selaku Inspektur Upacara (Irup) Suhajar membacakan amanat Menteri Sosial Tri Rismaharini. Adapun peringatan Hari Pahlawan ke-78 ini mengusung tema "Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan". 

Suhajar mengatakan, tema tersebut diangkat melalui renungan yang mendalam untuk menjawab ancaman penjajahan modern yang kian nyata. Mengingat negara Indonesia merupakan pasar yang besar dan dikaruniai begitu banyak sumber daya alam yang luar biasa. Hal ini seperti tanah yang subur, hasil laut yang melimpah, hingga kandungan bumi yang menyimpan beragam mineral.

"Inilah tantangan yang sesungguhnya bagi generasi penerus untuk mengelola kekayaan alam dan juga potensi penduduk Indonesia bagi kejayaan bangsa dan negara," katanya dalam keterangannya.

Ancaman dan tantangan ini, lanjut Suhajar, dapat ditaklukkan dengan semangat yang sama, seperti dicontohkan para pejuang saat 10 November 1945. Meski tidak mudah, namun dengan dibekali nilai-nilai perjuangan para pahlawan bisa melewatinya. "Para pahlawan telah mengajarkan kepada kita, bahwa kita bukan bangsa pecundang. Kita tidak akan pernah rela untuk bersimpuh dan menyerah kalah. Sebesar apa pun ancaman dan tantangan akan kita hadapi. Dengan tangan mengepal dan dada menggelora," ujarnya.

Menilik kembali pada sejarah, Suhajar juga menegaskan pertempuran 10 November 1945, para pahlawan Indonesia hanya berbekal bambu runcing untuk menghadapi musuh yang merupakan pemenang perang dunia dengan persenjataan terbaiknya. Pada saat itu, seluruh rakyat Indonesia dengan semangat bergandeng tangan bersama para tokoh masyarakat dan pemuka agama berikut pengikutnya, laskar-laskar pemuda, serta pejuang dari seantero Nusantara melebur menjadi satu. 

"Semangat yang membawa kita menolak kalah dan menyerah pada keadaan. Menyatukan kita dalam upaya mewujudkan kehidupan kebangsaan yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Mewujudkan masa depan yang lebih baik," imbuhnya.

Untuk menghargai jasa para pahlawan, sambung Suhajar, rakyat Indonesia harus bersama membangun usaha dan ekonomi kerakyatan yang akan menjadikan Indonesia tumbuh menjadi negara yang makin maju dan sejahtera. "Bersyukur saat ini, semangat untuk berantas kebodohan dan perangi kemiskinan dapat dilihat dan dirasakan denyutnya di seluruh pelosok negeri," tegasnya.

Baca Juga: BSKDN Kemendagri Tingkatkan Efektivitas Kebijakan Publik

Pada kesempatan tersebut, Suhajar juga meminta kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengheningkan cipta dan memanjatkan doa untuk para pahlawan. "Selamat Hari Pahlawan tahun 2023. Marilah kita panjatkan doa bagi para pahlawan yang telah gugur mendahului kita," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: