
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam pengendalian inflasi agar tidak merugikan baik konsumen maupun produsen.
“Kita selalu menjaga keseimbangan agar konsumen senang, produsen senang, karena Indonesia adalah negara produsen sekaligus negara konsumen,” ujar Tito dalam keterangan resminya, Selasa (4/3/2025).
Baca Juga: BPS: Februari 2025 Alami Deflasi 0,48%, Tarif Listrik Jadi Penyebab Utama
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi nasional per Februari 2025 tercatat sebesar -0,09% (YoY). Dengan angka ini, Indonesia menjadi negara dengan inflasi terendah di antara 24 anggota G20, serta peringkat ke-10 dari 186 negara di dunia.
Meski mengalami deflasi, Tito menegaskan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga. Sektor makanan, minuman, tembakau, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi kelompok utama penyumbang inflasi.
Baca Juga: Komoditas Pendorong Inflasi Ramadan Berubah Setiap Tahun, Ini Data BPS
“Artinya, harga-harga masih berada dalam posisi berimbang, tetap terjangkau bagi konsumen tetapi tetap menguntungkan produsen karena masih ada kenaikan harga,” jelasnya.
Pemerintah menargetkan inflasi berada dalam kisaran 1,5% hingga 3,5% sebagai batas ideal untuk menjaga keseimbangan ekonomi. Tito pun mengimbau pemerintah daerah agar terus memantau harga barang dan jasa, mengingat biaya hidup menjadi perhatian utama masyarakat selain lapangan pekerjaan dan demokrasi.
“Kita harus serius dalam mengendalikan harga barang dan jasa karena ini bagian dari biaya hidup masyarakat,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement