Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Keberadaan perusahaan PT Antam membawa berkah bagi warga sekitarnya, terutama petani, melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Salah satu yang merasakan manfaatnya adalah para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Maju Bersama di Kampung Nunggul Desa Bantar Karet, Bogor, Jawa Barat. Kelompok tani tersebut menerima bantuan dana CSR dari PT Antam untuk mengembangkan ternak jangkrik.
Salah satu anggota Kelompok Tani Maju Bersama, Iskandar, menceritakan awal mula dirinya memulai usaha ternak jangkrik.
Kelompok Tani Maju Bersama diketuai oleh Kardi, ayah Iskandar. Sedangkan anggotanya adalah dirinya beserta 8 saudara. Usaha ternak jangkrik ini pun dijalankan oleh keluarga, penjagaannya dilakukan secara bergantian oleh 9 orang tersebut.
"Saya dulu pengangguran, ada lahan punya Antam dipakai buat parkiran, tapi banyak masalah karena itu juga ilegal," kata Iskandar memulai cerita.
Bermula dari masalah tersebut, jelas Iskandar, ia mulai mencari usaha ternak yang cocok dikembangkan di lahan kosong. Ia pun mencari informasi di platform YouTube tentang cara beternak jangkrik.
Baca Juga: Antam Berhasil Kantongi Laba hingga Rp2,84 Triliun pada Kuartal Ketiga 2023!
Seperti yang diketahui, jangkrik memang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, mulai ikan hingga unggas. Bahkan, saat ini jangkrik sudah dipasarkan secara luas dalam kemasan dan olahan, seperti tepung jangkrik.
Dari awalan tersebut, Iskandar melihat peluang emas dan mulai beternak jangkrik di lahan kosong miliknya.
Percobaan awal berternak jangkrik bukanlah mulus, bahkan Iskandar hampir gagal karena hanya bermodalkan informasi yang didapatkan dari YouTube.
"Awalnya tahun lalu sudah usaha jangkrik, gagal terus, makan modal sekitar Rp16 juta. Baru dua bulan yang dibantu PT Antam, sampai saat ini masih dibimbing PT Antam," jelas ayah dua anak tersebut.
"Ternyata banyak masalah terjadi, banyak hama muncul seperti semut, cicak, kadal, dan lainnya. Kemudian kami membikin kelompok, di-support perangkat desa dan dibantu Antam, perlahan usaha jangkrik mulai menunjukkan hasil," lanjutnya.
"Sekarang sudah jalan 2 bulan, sudah ada 30 box. Sekali panen tergantung cuaca, kemarin mencapai 2 kwintal 9 kilogram. Total panen sudah 4 kali uangnya hampir Rp26 juta," kata Iskandar.
Peran PT Antam dalam kemajuan usaha ternak jangkrik Iskandar dan keluarga sangatlah penting, "bukan kaleng-kaleng". Tak sekedar memberikan bantuan dana, mereka juga memberi bantuan mesin hingga meminjamkan lahan serta bimbingan kepada para petani. Mereka memperoleh CSR PT Antam dengan dijembatani oleh perangkat desa.
PT Antam memberikan bantuan uang senilai Rp8,5 juta. Selain itu, PT Antam juga memberi dukungan penting untuk penyediaan pakan jangkrik. Sebab, salah satu pengeluaran terbesar untuk ternak jangkrik berada pada pengadaan pakan. Dalam hal ini, PT Antam menyediakan lahan untuk menanam singkong, mesin penggilingan pakan bayi jangkrik sampai usia 20 hari, dan mesin untuk memarut singkong untuk pakan jangkrik dewasa.
Para peternak jangkrik Maju Bersama tadinya harus membeli pakan di toko sebanyak 10 ball seharga Rp500 ribu untuk satu kali siklus panen atau sampai jangkrik dewasa. Kemudian, setelah jangkrik dewasa, pakannya akan bertambah seperti dedak, singkong parut, dan pohon pisang. Oleh karena itu, lahan untuk menanam singkong dan mesin penggiling pakan jangkrik sangat bermanfaat.
Baca Juga: MenKopUKM Ungkap Revolusi Lokal Jadi Momen Keberpihakan Terhadap Produk UMKM
Saat ini, Iskandar juga telah membuka usaha menjual jangkrik di daerah Ciomas, Bogor. Ia telah mendapat keuntungan Rp26 juta dalam dua bulan terakhir. Untuk harga jangkrik sendiri, ia menjual Rp42 ribu per kilogram. Ia mengatakan harga tersebut bisa berubah-ubah.
"Harganya Rp42 ribu per kilo itu harga kalau lagi bagus. Kalo lagi banjir, harganya Rp25 ribu," jelas anak pertama dari 11 bersaudara tersebut.
Refi Alfarizii, Sekretaris Kelompok Maju Bersama, menjelaskan bahwa dana dari PT Antam digunakan untuk membeli telur jangkrik, terai telur, perawatan box. Satu box berisi setengah kilo telur jangkring.
Ia juga mengatakan usaha ternak jangkrik mereka dikembangkan di lahan milik sendiri seluas 600 meter persegi di Desa Bantar Karet Bogor. Sementara lahan yang dipinjamkan PT Antam digunakan untuk menanam singkong sebagai pakan jangkrik.
Menurut pria berusia 25 tahun itu, singkong adalah pilihan pakan ternak jangkrik yang paling baik. "Sepuluh hari sebelum panen itu sudah masuk masa pembobotan. Nah, pembobotan paling baik itu adalah dikasi singkong. Singkong diparut dan setiap dua jam sekali diberikan. Nah, itu buat bobot karena karbohidratnya kan tinggi ya," jelas mahasiswa Umbara semester 3 itu.
Kemudian, ia menjelaskan panen jangkrik harus dilakukan sebelum tumbuh bulu agar harganya tidak turun. "Kemudian kalau sudah tumbuh bulu jangkrik itu kan mulai terbang ya, jadi dia semakin meringankan bobotnya lagi," imbuhnya.
Ia menjelaskan kelompoknya sudah menghasilkan Rp26 juta selama 4 kali panen. Untuk panen yang terakhir, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Fakultas Pendidikan Umbara itu mengaku menghasilkan 2 kwintal 9 kilogram senilai Rp7.140.000.
Baca Juga: Menuju Indonesia Emas 2045, Kemenko PMK Dorong Pembangunan Ekosistem Kewirausahaan yang Inklusif
"Dari 3 kilo jangkrik dibesarkan dan dipanen dapat 2 kwintal 9 kilo di harga Rp42 ribu kemarin," jelasnya.
Head of West Region, Corporate Social Responsibility & External Relation PT ANTAM Tbk, Munadji mengatakan pihaknya terus melakukan pendampingan terhadap penerima manfaat dan memberikan support yang mereka butuhkan.
Mengenai lokasi ternak jangkrik, Munadji mengatakan bahwa berada di ring 1, lokasinya berdampingan dengan Antam.
"Kebetulan kita setiap tahun akan ada pemberdayaan, ada social mapping dulu bisanya dua bulan. Setelah itu baru kita berikan kira-kira apa yang mereka butuhkan. Kita jarang langsung kasih uang langsung, ini juga permintaan mereka. Kalau kita kasi uang langsung, tidak ada support, mereka bubar. Nah, jadi mereka minta tolong, 'kasih support dong', gitu," katanya.
Dijelaskannya, untuk tahun 2022 PT Antam menganggarkan dana CSR sebesar Rp8.160.480.000. Anggaran tersebut akan dibagikan ke beberapa program utama PPM yaitu program pendidikan, kesehatan, tingkat pendapatan riil pekerjaan, kemandirian ekonomi, sosial budaya, lingkungan, penguatan kelembagaan masyarakat, dan infrastruktur.
Adapun alokasi anggaran terbesar adalah ke program kemandirian ekonomi yakni sebesar 48% dari total anggaran CSR PT Antam. Rencana biaya CSR untuk program kemandirian ekonomi ini adalah sebesar Rp4.103.200.000 dan sudah terealisasi Rp3.934.962.000.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement