Amini Pernyataan Luhut, Gerindra: Misalnya Pak Gibran 'Bocah Ingusan', Narasi Itu Salah Alamat
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman mengamini pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, terkait dinamika politik yang kian menghangat.
Adapun dalam pernyataannya, Luhut meminta seluruh pihak untuk tidak saling menghakimi. Habiburokhman pun membenarkan hal tersebut seraya minta pihak lain untuk tidak menghakimi pihak lainnya.
"Ya benar kan yang disampaikan Pak Luhut. Jangan mudah men-judge, ya," kata Habiburokhman saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Baca Juga: Opung Luhut Tanggapi Dinamika Politik Indonesia: Siapa sih yang Mau Jadi Pengkhianat?
Dia pun menyebut Calon Wakil Presiden (Cawapres) Koalisi Indonesia Maju, Gibran Rakabuming Raka, yang kerapkali dicap sebagai 'bocah ingusan'. Padahal, kata dia, secara usia putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu tak bisa dikatakan sebagai bocah.
"Kalau misalnya Pak Gibran bocah ingusan, narasi tersebut dialamatkan kepada Pak Gibran, saya pikir kan salah alamat. Pak Gibran kan juga bukan bocah, 36 tahun. Juga nggak ingusan kita lihat kan, nggak flu," jelasnya.
Dia juga menuturkan, Gibran Rakabuming memiliki prestasi dan kinerja yang baik selama menjabat sebagai Wali Kota Solo. Menurutnya, Gibran Rakabuming jelas bukan 'bocah ingusan' jika melihat dari kapasitas kepemimpinannya di Solo.
"Jadi kalau dilihat dari prestasi, kinerja, kapasitasnya jelas-jelas ini bukan bocah ingusan," ujarnya.
Begitu juga dengan cap pengkhianat yang kerapkali disematkan pada Calon Presiden (Capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto. Habiburokhman menyebut penyematan cap pengkhianat hanya persoalan sudut pandang.
Pasalnya, kata Habiburokhman, loyalitas Prabowo Subianto pada bangsa dan negara selalu berdasar pada nilai-nilai kebaikan.
"Loyalitas itu kan kepada bangsa dan negara, pada nilai-nilai kebaikan yang kita perjuangkan kepada bangsa dan negara bukan kepada elit-elit politik," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan melalui video unggahan akun Instagram resminya turut mengomentari tentang dinamika politik yang belakangan menghangat.
Luhut meminta seluruh pihak tidak berkelahi kendati memiliki pandangan politik yang berbeda. Menurutnya, perkelahian yang timbul dari perbedaan politik memicu kemunduran Indonesia.
"Kita beda-beda itu kan boleh saja, wong kakak-beradik saja bisa beda kok. Tapi jangan musuhan, jangan berkelahi, jangan dendaman. Jangan jadinya menjadikan kita setback semua," kata Luhut dikutip dari unggahan video di akun Instagram resminya, Sabtu (29/11/2023).
Dia pun meminta seluruh pihak lebih jeli membaca zaman dalam menentukan pilihan politik di Pilpres 2024 nanti. Menurutnya data dari tanda-tanda zaman lebih baik daripada sekadar perasaan dalam menentukan pilihan.
"Ingat, pintar-pintar membaca tanda-tanda zaman dan basinya data, bukan bicara perasaan, nanti kalau kau jatuh cinta aja perasaan. Kau tanyalah hatimu yang paling dalam apa sih yang sudah kau lakukan buat republik ini?" jelasnya.
"Jangan kita gampang judge orang lain gitu. Bilang ini ingusan lah, bilang ini pengkhianat lah, siapa sih yang mau jadi pengkhianat?" tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement