Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saham BMRI Alami Proyeksi Kenaikan dan Breakout yang Menjanjikan

Saham BMRI Alami Proyeksi Kenaikan dan Breakout yang Menjanjikan Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam dunia perdagangan saham, strategi trading pada saham-saham big cap tengah menjadi sorotan. 

Para pelaku pasar cenderung meningkatkan porsi trading-nya hingga dua atau tiga kali lipat dari biasanya, terutama karena resiko trading saham big cap yang cenderung kecil. 

Menurut Ellen May, Founder dan CEO Emtrade, dengan langkah tersebut berpotensi keuntungan dapat meningkat secara signifikan, bahkan mencapai 3 hingga 7 persen.

"Bagi para investor saham BBRI, disarankan untuk bersiap mengadopsi pendekatan jangka menengah hingga panjang. Analisis menunjukkan bahwa harga saham BBRI berpotensi mencapai level 6.000-an pada Kuartal 1 tahun 2024," ucap Ellen, mengutip dari kanal YouTubenya, Selasa (5/12/2023). 

Sementara itu, saham BMRI mengalami breakout dari 5950 menuju 6150, membuka peluang kenaikan lebih lanjut. Ellen memperkirakan kemungkinan saham BMRI akan terus naik menuju level tersebut.

Baca Juga: Berhenti Jadi Presdir, Ira Noviarti Jual Saham Unilever Senilai Rp3,17 Miliar

Pada sisi lain, saham BBNI menarik perhatian dengan pola "Cup with Handle." Dikatakan Ellen, jika berhasil breakout dari 5350, saham tersebut berpotensi mencapai level 5.900.

Kemudian dalam sektor emas, harga emas mencapai level all-time high dan berhasil menembus beberapa resistance. Namun, investor di Indonesia perlu memperhatikan kurs US Dollar saat membeli emas batangan, mengingat trennya yang cenderung turun.

Lebih lanjut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan, didorong oleh respon positif pasar terhadap pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menandakan suku bunga akan tetap dipertahankan.

Kendati begitu, pada akhir sesi IHSG cenderung turun karena adanya pelemahan PMI manufaktur beberapa negara.

"Pertemuan OPEC+ pada 30 November menyepakati pemangkasan produksi minyak sekitar 2,2 juta barel per hari pada Kuartal 1 tahun 2024," ujar Ellen. 

Ellen mengungkapkan keputusan ini berpotensi menguatkan harga minyak, meskipun pada hari yang sama terlihat pelemahan PMI manufaktur di beberapa negara, yang berdampak negatif pada pasar.

Disclaimer: Lakukan riset dan konsultasi dengan ahli keuangan sebelum membuat keputusan investasi. Warta Ekonomi tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian dari keputusan investasi

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Naeli Zakiyah Nazah
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: