Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Solusi Banjir Ketapang, Mensos Risma Bawa Teknik Belanda

Solusi Banjir Ketapang, Mensos Risma Bawa Teknik Belanda Kredit Foto: Laras Devi Rachmawati
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini baru saja melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Giat tersebut untuk menyambangi para korban banjir yang terjadi di Kabupaten Ketapang sejak 23 November 2023.

Mensos mengatakan ada beberapa alternatif untuk mengatasi banjir tahunan tersebut dalah satunya membangun tanggul.

Baca Juga: Mensos Risma: Program PENA Berhasil Graduasi 10.074 KPM Bansos

"Saya lakukan itu (membangun tanggul) di Surabaya, jadi kalau teman-teman tau, saya pernah sekolah khusus di Belanda, itu tanggul semua di Belanda dari tanah, enggak ada yang beton, semua tanah dan sudah bertahun-tahun, maka dari itu namanya Netherland, artinya tanah di bawah," kata Mensos saat meninjau korban banjir di Kabupaten Ketapang, Kalbar, Selasa (12/12/2023).

Menurutnya, tanggul yang dibangun di bawah permukaan laut mampu menampung debit air lebih banyak sehingga bisa menghindari banjir.

"Kita bisa survive kalau kita bisa membangun tanggul, dan itu saya lakukan di Surabaya, kita ada 21 km dan 5 km, jadi 26 km kita bangun, dan itu manual, pakai alat berat saja kita ambil dari sungai, kemudian kita tumpuk, kita jadikan tanggul di sampingnya, sehingga sudah mulai berapa tahun itu (Kota Surabaya) tidak banjir," ungkapnya.

Tak hanya itu, dari hasil pantauannya melalui peta digital, dampak banjir dari Sungai Pawan di Kabupaten Ketapang cukup panjang untuk warga, sehingga sampai dengan saat ini Kementerian Sosial sudah menyiapkan lumbung sosial untuk mengumpulkan bantuan bagi masyarakat.

"Sebetulnya dampak dari Sungai Kapuas itu lebih besar, jadi ada di beberapa kabupaten, tetapi insyaAllah yang Sungai Kapuas sudah kita siapkan beberapa lumbung sosial, jadi saat warga mengungsi, maka mereka bisa menggunakan stok penyangga (buffer stock) yang ada, dan di sini (Kecamatan Sandai) juga kita lakukan hal yang sama," kata dia.

Seperti yang diketahui, banjir yang melanda Kecamatan Sandai yang terletak sekitar 350 km dari Kota Pontianak sempat membuat aktivitas masyarakat lumpuh.

Baca Juga: Soroti Kasus Bullying pada Anak, Ini Pesan Penting Mensos Risma

Banjir tersebut terjadi akibat hujan deras yang memicu Sungai Pawan meluap sehingga air menggenangi pemukiman warga sejak 23 November 2023.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Laras Devi Rachmawati
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: