Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Debat Capres Pertama Dinilai Menarik dan Berkualitas, Ini Alasannya!

Debat Capres Pertama Dinilai Menarik dan Berkualitas, Ini Alasannya! Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes menyebut debat capres pertama Selasa (14/12/23) kemarin berjalan menarik dan berkualitas.

Hal ini ia sampaikan dalam CSIS Media Breifing “Tinjauan Pasca-Debat Capres” yang diselenggarakan CSIS, Jumat (15/12/23).

“Menurut saya secara umum debat kemarin cukup menarik dan berkualitas,” ujar Arya sebagaimana dilihat live di kanal Youtube CSIS Indonesia.

Paling tidak Arya mengungkapkan demikian berdasar 3 alasan. Pertama, menurutnya variasi isu yang dibahas menghadirkan komparasi masing-masing kandidat.

Hal ini menurut Arya bisa jadi pertimbangan para pemilih menentukan pilihannya.

Baca Juga: Anak Muda Sampaikan Aspirasi ke Anies Baswedan: Kami Tidak Butuh Pemimpin yang Pandai Joget di Medsos!

“Kita melihat terdapat variasi isu yang beragam yang didiskusikan kandidat yang itu dapat jadi referensi pemilih untuk mengkomparasikan masing-masing calon sehingga dengan punya komparasi terkait program masing-masing jadi bahan Pemilih menentukan pilihan,” jelasnya.

Kedua, lanjut Arya, pertanyaan panelis dinilai cukup berhasil menjelaskan situasi yang tengah terjadi dan perlu pembahasan.

Isu-isu strategis ini yang menurutnya bisa jadi perhatian pemerintahan baru ke depan,

“Ketiga dia menarik karena performa kandidat relatif cukup baik karena kita melihat ada perbedaan kandidat pada sejumlah isu strategis, terutama Papua, hukum, korupsi dan HAM,” jelasnya.

“Strategi yang digunakan kandidat relatif bervariasi, ada yang offensif dan defensif,” tambahnya.

Arya juga menyampaikan debat Pilpres Indonesia tidak bisa disamakan dengan debat Amerika Serikat.

Baca Juga: Ditanya Ganjar soal Pelanggaran HAM Berat '13 Orang Hilang', Prabowo Subianto: Kenapa Tanya Saya?

Amerika Serikat yang sudah punya sejarah panjang perdebatan menurutnya tak bisa dijadikan standar penyelenggaraan debat Pilpres di Indonesia yang menurutnya baru efektif beberapa tahun belakangan ini.

“Tentu kita tidak bisa juga punya ekspektasi terlalu tinggi apalagi dibandingkan dengan debat Amerika Serikat karena kita tahu tradisi debat capres Amerika sejarahnya panjang, di kita baru 5 kali debat. Apalagi pemilih di Amerika well inform and educated tentu karakteristiknya berbeda dengan kita. Dengan kondisi itu saya pribadi melihat secara umum debatnya menarik, ke depannya kita bisa melihat variasi gagasan isu di antara masing-masing kandidat,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: