PT Pertamina (Persero) dan Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC) berkolaborasi untuk mengoptimalkan pengukuran dan penaksiran emisi metana dalam fasilitas produksi gas alam di Indonesia.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Usaha Baru Pertamina, Salyadi menyatakan bahwa emisi metana penting untuk ditangani mengingat prevalensinya dalam operasi minyak dan gas, dengan potensi pemanasan global 28 kali lipat dibandingkan CO2.
Baca Juga: Pertamina Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Indonesia
"Kita perlu mengukur dan menaksir emisi metana dengan akurat untuk memajukan manajemen emisi metana kita. Di Pertamina, kami memiliki ambisi kuat untuk bisa sejalan dengan praktik manajemen metana global, dan untuk mencapai titik tersebut, kami membutuhkan dukungan termasuk dari JOGMEC," ujarnya seperti dilansir pada Selasa (19/12).
Nota Kesepahaman (MoU) kedua belah pihak akan menghasilkan sebuah rumusan proyek untuk pengukuran emisi metana dan menghitung intensitas karbon (CI) dari operasi hulu untuk membentuk sistem manajemen emisi metana. Implementasi awal akan dilakukan di Provinsi Sulawesi Tengah.
Sementara EVP Unit Bisnis Energi JOGMEC, Asawa Satoshi, menyambut baik kesempatan kolaborasi ini dengan menyatakan bahwa hal ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan menekan emisi karbon di dunia.
Baca Juga: Raih Peluang Go Global, Ratusan UMKM Ikuti Webinar Nasional Rumah BUMN Pertamina
"Kami sangat senang dengan adanya tambahan proyek baru ini yang akan memberikan kontribusi kepada CN (carbon neutral)." kata Asawa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement