Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Debat Cawapres Jauh dari Substansi, Gibran Dinilai Melakukan Jebakan Pertanyaan

Debat Cawapres Jauh dari Substansi, Gibran Dinilai Melakukan Jebakan Pertanyaan Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (kanan) menjawab pertanyaan santri saat mengunjungi Pondok Pesantren Asshidiqiyah Tangerang, Banten, Senin (4/12/2023). Dalam kunjungan tersebut Gibran mengajak para santri mengikuti perkembangan teknologi agar siap menghadapi revolusi industri 5.0. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Youtuber Nur Iswan menyayangkan debat Cawapres perdana kemarin, yang didominasi perbincangan dan sentimen diskusi di ruang publik terkait dengan singkatan atau istilah teknis. 

Dia bilang singkatan itu dikatakan Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, SGIE. Singkatan itu kepanjangan dari State of Global Islamic Economy. Hal ini biasanya terkait peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi Islam. 

Selain SGIE, Nur Iswan mengatakan bahwa Gibran juga mengutip istilah Carbon Capture on Storage yang ditanyakan kepada Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD. 

“Sementara SGIE itu ditanyakan kepada Gus Imin yang dihubungkan dengan dirinya sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan (PKB). Dihubungkan-hubungkan dengan itu dan ekonomi syariah. Mas Gibran ingin tunjukan bahwa ia paham. Padahal, ia juga nampak menunduk dan membaca.”kata Iswan dalam podcast bertajuk REMPONG DEH! DIAJAK ADU GAGASAN, MALAH NGOMONG & BACA “SINGKATAN SGIE", Sabtu, 23 Desember 2023.

Wajar saja, menurut Iswan, jika Hal ini pmenurutnya mendapat respon panas dari Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto. Orang kedua Megawati Soekarnoputri itu seperti dikutip media online nasional mengatakan apa yang ditanyakan Gibran adalah sebuah question trap atau jebakan pertanyaan.

Iswan mencontohkan saat Jokowi beradu gagasan dalam debat dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2014 atau 2019. Waktu itu Ketua Umum Partai Gerindra ditanya Jokowi soal Unicorn dan TPID. “Jadi singkatan-singkatan itu dibuat supaya menjebak dan menunjukkan ketidakpahaman lawan bicara atau lawan debat,” kata Iswan.

Dia menyayangkan hal tersebut. Dia berasumsi debat politik itu adalah panggung utama pendidikan politik kepada masyarakat agar mengetahui inti dari ide dan gagasan figur yang akan memandu dan memimpin negeri ini pada 2024 hingga 2029.

“Tetapi perdebatan substansi ini malah digeser pada hal yang remeh temeh yaitu soal singkatan dan istilah. Supaya tercitrakan keren. Karena sudah pasti masyarakat Indonesia tidak begitu banyak yang menguasai singkatan-singkatan. Apalagi istilah-istilah,” ujar dia.

Iswan menjelaskan hanya orang-orang teknis yang bergelar di bidang itu yang mengetahui apa di balik istilah itu. Dia mencontohkan mata pelajaran PPKN yang belum tentu semua orang memahami kepanjangan dari hal tersebut. Kalau dulu kata dia ada mata pelajaran PMP.

“Kemudian di sektor peternakan kalau orang seperti Gus Imin atau Mahfud bertanya kepada Gibran apa itu singkatan dari DOC di sektor peternakan unggas kita. Misal bagaimana agar peternak-peternak kita memperoleh ADG dan FCR yang baik maka Gibran mugkin tak paham juga.” kata Iswan.

Gibran juga berkali-kali mengintip pada contekan pada jeda debat. Sebaliknya, kata Iswan, justru kejujuran Cak Imin patut diapresiasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Laras Devi Rachmawati
Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: