Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Listyo Sigit Bicara Kepemimpinan Berkelanjutan, Anies: Rugi Bangsa Ini Kalau Tidak Ada Kebaruan

Listyo Sigit Bicara Kepemimpinan Berkelanjutan, Anies: Rugi Bangsa Ini Kalau Tidak Ada Kebaruan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menuturkan, setiap era kepemimpinan nasional melanjutkan masa kepemimpinan di periode sebelumnya.

Hal itu dia ungkap menyusul pernyataan Kapolri Jenderal, Listyo Sigit, tentang kepemimpinan yang berkelanjutan. Sejak masa kepemimpinan Soekarno, tutur Anies, hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuat prinsip keberlanjutan. 

"Jadi setiap fase itu ada kepemimpinan berkelanjutan," kata Anies kepada wartawan di Lampung, Minggu (14/1/2024).

Meski begitu, Anies menyebut masa jabatan pimpinan negara hanya berlaku hingga 10 tahun. Dia menilai, setiap presiden terpilih mesti membawa pembaharuan dalam kepemimpinannya. 

Baca Juga: Berziarah ke Makam Papan Tinggi Barus, Anies Sebut Syekh Mahmud Penjaga Amanah Rasulullah SAW

"Presiden, ya sama presiden dan lembaganya, tapi nama orangnya berganti-ganti. Tugas dari presiden adalah memastikan seluruh UUD dilaksanakan, setiap orang yang mendapat amanat menjadi presiden membawa perbaharuan," jelasnya.

Melalui gelaran Pemilu, Anies menilai perlu adanya pembaharuan. Kebaruan itu dinilai jalan untuk melunasi janji-janji kemerdekaan. 

"Betapa ruginya bangsa ini setiap ada orang baru tidak bawa kebaruan. Justru pemilu adalah kesempatan untuk memperbaharui bangsa ini untuk terus kita bisa meningkatkan, memperbaiki, dan memastikan janji kemerdekaan itu lunas," tandasnya. 

Baca Juga: Siap Hadapi Debat Cawapres, Cak Imin Langsung Dimentori Anies Baswedan

Sebagaimana diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit meminta jajarannya untuk memilih pemimpin yang mampu meneruskan estafet kepemimpinan. Dia menegaskan, pemimpin yang menjaga perbedaan hanya akan menimbulkan konflik di kemudian hari. 

“Yang kita cari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan. Bukan karena perbedaan, akhirnya bukan pemimpin yang kita cari; tetapi yang kita pelihara perbedaan terus dan kemudian yang kita peroleh adalah konflik," kata Sigit dalam pidatonya di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (11/1/2024). 

“Pemilu yang kita hadapi kali ini tentunya adalah pemilu yang sangat penting dan menentukan bagaimana nasib bangsa ke depan, karena di sini rakyat kita akan memilih calon pemimpin nasional yang akan melanjutkan nakhoda kepemimpinan nasional sebagai presiden," tandasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: