Jika Terpilih Jadi Presiden, Anies Janji Bentuk Tim Khusus Benahi Tata Niaga Pangan
Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan mengaku ingin membentuk tim khusus untuk membenahi tata niaga pangan di 100 hari kerjanya sebagai presiden kelak.
Anies meyakini, tim khusus yang menangani masalah pangan mampu mengakomodir kebutuhan pangan dan kesediaan pangan. Dia pun mengaku, persoalan tersebut menjadi salah satu prioritasnya seandainya terpilih sebagai presiden nanti.
“Dalam 100 hari pertama, kita akan membentuk tim khusus untuk mengubah tata niaga, memastikan bahwa kebutuhan pokok dan komoditas-komoditas utama terjadi perubahan, khususnya pada aspek harga,” ujar Anies dalam acara Rembuk Bersama Gabungan Kelompok Tani di Lampung, Minggu (14/1/2024).
Baca Juga: Tiba di Lampung, Puluhan Relawan Antusias Sambut Anies
“Lampung ini adalah salah satu sentra produksi pertanian kita. Begitu banyak komoditas pertanian dihasilkan dari Lampung,” tambahnya.
Di sisi lain, Anies mengaku menerima banyak keluhan terkait persoalan pupuk. Pun begitu pula distribusi komoditas pangan yang dinilai menjadi salah satu masalah di setiap wilayah pertanian.
“Satu adalah persoalan pupuk, juga kita temukan di tempat-tempat yang lain. Kedua, adalah menyambungkan ke pasar-pasar untuk hasil produksi mereka,” jelasnya.
“Seperti mereka yang menghasilkan alpukat, mereka yang menghasilkan tanaman organik. Ini perlu pengelolaan yang khusus, tata niaga yang baik, supaya produk-produk mereka bisa menjangkau. Kalau alpukat tadi malah menginginkan bisa menjangkau pasar dunia, karena produk mereka memiliki kualitas yang cukup baik,” tambahnya.
Baca Juga: Anies Siap Dorong Pembangunan Jalan Non-Tol di Lampung
Lebih jauh, Anies menilai persoalan pertanian ini menjadi salah satu pangsa pasar yang besar. Akan tetapi, pemerintah saat ini dinilai belum memberikan pembinaan yang serius.
Oleh karenanya, Anies mengaku hal ini menjadi bagian dari ikhtiarnya dalam memberikan kepastian bagi petani. Menurutnya, hal itu mampu diwujudkan melalui program contract farming yang digaungkannya.
“Belum ada pembinaan yang serius. Insya Allah itu nanti menjadi bagian dari usaha kita, bahan menyusun kebijakan. Contract farming atau kontrak pembelian hasil pertanian menjadi salah satu solusi. Dengan cara seperti itu maka ada stabilitas harga,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement