Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Paling Minim Peluang Pemilih 'Digoyang', Lembaga Survei Sebut PKS Punya Militansi Kuat

Paling Minim Peluang Pemilih 'Digoyang', Lembaga Survei Sebut PKS Punya Militansi Kuat PKS resmi usung Anies Baswedan sebagai bacapres di Pilpres 2024. | Kredit Foto: PKS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jadi partai yang pemilihnya sulit “digoyang” atau beralih pilihan ke partai lain.

Hal ini berdasarkan survei terbaru yang dikeluarkan Indikator Politik Indonesia di mana menyimpulkan hanya sebesar 15,9 persen pemilih PKS yang masih mungkin berpindah pilihan partai.

Angka tersebut jadi yang paling kecil di antara partai politik lainnya.

“Partai paling kecil swing votersnya adalah PKS hanya 15,9 persen,” ujar Pendiri Indikator Burhanudin Muhtadi pada penyampaian hasil rilis secara daring, Kamis (18/1/24).

Dalam hasil survei Indikator, disebutkan dalam simulasi daftar 18 lambang dan nama partai, PKS menempati posisi pertama dengan 6,2 persen. Dalam simulasi surat suara, PKS mencapai 5,9 persen.

Baca Juga: Lembaga Survei Ingatkan PDIP Mesti Waspada, Hattrick Pemilu Terancam Gagal!

Menurut Burhanudin, dengan minimnya angka swing voters pemilih, PKS kecil kemungkinan angka elektabilitasnya turun yang mana ia membulatkan angka tadi ke sekitaran 7 persen.

“Artinya kalau 7 persen kemungkinan PKS turun dari angka itu kecil. Itu membuktikan bahwa PKS adalah partai dengan militansi kuat,” jelasnya.

Sementara itu PDIP jadi salah satu yang terbesar dengan angka kemungkinan pemilih pindah pilihan partai dengan 26,8 persen, bersama PAN 27,5 persen, dan Perindo 30,3 persen.

Secara elektabilitas, dalam survei simulasi daftar 18 lambang dan nama partai, PDIP menempati posisi pertama dengan 20 persen diikuti Gerindra dengan 18,1 persen.

“Kabar aga kurang menyenangkan untuk PDIP, meski sekarang unggul tapi sekitar seperlima bahkan seperempat pemilih masih bisa digoyang,” ujar Pendiri Indikator Burhanudin Muhtadi pada penyampaian hasil rilis secara daring, Kamis (18/1/24).

“PDIP atau calon dari PDIP paling banyak dipilih, 21.5%. Kemudian Gerindra 17.3%, Golkar 11.1%, PKB 9.2%, Nasdem 6.7%, PKS 5.9%, Demokrat 5.6%, PAN 4.4%. Partai lain lebih rendah dan sekitar 11.8% belum memilih partai,” demikian bunyi rilis Indikator.

Baca Juga: Jadi Simbol Keringat Anak Bangsa, Anies Tuntaskan Kampanye di JIS: Dibangun Tanpa Tenaga Asing

Survei Indikator ini dilakukan 30 Desember 2023-6 Januari 2024. Penarikan sampel survei Indikator kali ini menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional, kemudian dilakukan oversample di 13 Provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Sehingga total sample sebanyak 4.560 responden.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: