Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gibran bin Jokowi Dinilai Belum Cukup Serius Berdiskusi Terkait Kebijakan Publik

Gibran bin Jokowi Dinilai Belum Cukup Serius Berdiskusi Terkait Kebijakan Publik Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (tengah) mendengarkan pertanyaan santri saat mengunjungi Pondok Pesantren Asshidiqiyah Tangerang, Banten, Senin (4/12/2023). Dalam kunjungan tersebut Gibran mengajak para santri mengikuti perkembangan teknologi agar siap menghadapi revolusi industri 5.0. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar kebijakan publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menyoroti penampilan Gibran Rakabuming Raka bin Jokowi di debat Cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/1/24) yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, sumber daya alam, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.

Menurut Achmad, sikap Gibran yang cenderung tengil dan kurang menghargai etika debat kebijakan, seperti yang diperlihatkan dalam interaksi dengan Muhaimin dan Mahfud MD, menunjukkan kekurangan dalam kematangan dan pemahaman etika politik.

"Gibran, dalam debat ini, tidak hanya gagal menunjukkan dirinya sebagai sosok pemimpin yang matang, tetapi juga sebagai seseorang yang belum cukup serius dalam berkontribusi pada diskusi kebijakan publik," ujar Achmad, Senin (22/1/2024).

Baca Juga: Publik Puas dengan Kinerja Jokowi, Kata Lembaga Survei karena Banyak Bagi-bagi Bansos

Gibran menurut Achmad belum matang dan berada di level tebak-tebakan anak sekolah.

Dia menjelaskan, dalam pembuatan kebijakan, kemampuan untuk memahami persoalan dengan cara pandang yang strategis bukanlah opsi, melainkan keharusan.

Menurutnya, seorang policy maker yang efektif harus mampu menembus permukaan masalah dan melihat gambaran besar, mengidentifikasi akar permasalahan dan potensi solusi jangka panjang.

"Ini bukan hanya tentang mencari solusi, tapi membangun strategi yang berkelanjutan dan menciptakan dampak positif yang luas," ungkapnya.

"Penampilannya (Gibran) dalam debat terakhir menunjukkan kekurangan yang mencolok. Sebagai contoh, ketika Gibran menyentuh soal litium. Pertanyaannya tidak jelas arah dan tujuannya dalam konteks kebijakan nasional. Ini mencerminkan kurangnya pemahaman substansial tentang isu yang dibahas," kata Achmad.

Baca Juga: Pernah Melayani Jokowi, Cak Imin Hubungi Tom Lembong Usai Debat Cawapres

Sementara itu, Wakil Komandan Tim Fanta Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Anggawira mengungkapkan Gibran sebagai satu-satunya kandidat yang menguasai data terkait tema debat capres-cawapres ronde keempat. Adapun tema debatnya adalah Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.

“Sejak awal Mas Gibran itu yang paling komprehensif dalam menyampaikan narasi secara kualitatif dan kuantitatif. Misalnya terkait energi, hilirisasi, industrialisasi yang ujungnya adalah membuka 19 juta lapangan pekerjaan baru. Dan yang diuntungkan tentu generasi muda. Itu kunci utamanya,” kata Anggawira, Senin (22/1/24). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: