Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sentil Peneriak Satu Putaran Lebih Hemat, Anies: Tahu-Tahu, Enggak Masuk Putaran Kedua

Sentil Peneriak Satu Putaran Lebih Hemat, Anies: Tahu-Tahu, Enggak Masuk Putaran Kedua Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan melanjutkan kampanye akbar hari ketiga di Yogyakarta pada Selasa (23/1). | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Purwokerto -

Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan buka suara tentang anggapan pemilu satu putaran bisa menghemat pengeluaran negara.

Hal itu dia ungkap dalam acara Desak Anies edisi ke-19 di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (24/1/2024). Anies menilai, gelaran Pemilu bukan sekadar mahal dan murah.

Baca Juga: Bidik 'Modernisasi' Purwokerto, Anies Baswedan: Kabupaten Punya Rasa Kota

"Kenapa? Karena kita melibatkan pemilih yang jumlahnya, DPT, lebih dari 200 juta," kata Anies di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (24/1/2024).

Anies menilai wajar besarnya pengeluaran negara akibat gelaran Pemilu. Pasalnya, kata dia, Indonesia menempati posisi keempat negara terbesar dan posisi ketiga negara demokrasi terbesar. 

Kendati begitu, Anies menyebut pengeluaran negara untuk Pemilu hanya sebagian kecil dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"APBN kita itu 3.300 triliun. Jadi kalau 27 triliun itu sekitar 0,15-16 persen untuk menentukan arah republik ini, arah republik ini," ungkapnya. 

Baca Juga: Kampanye Akbar di Lapangan Krida Cilacap, Anies Baswedan Gelorakan Semangat Perubahan 'Adil dan Makmur untuk Semua'

Menurutnya, kemauan satu putaran dalam pemilu berpotensi mengurangi gekiat demokrasi rakyat. Dia mengaku khawatir, keinginan satu putaran akan menghilangkan proses demokrasi. 

"Sekarang dicoba dikurangi putarannya besok bisa-bisa idenya 'sudahlah nggak usah ada putaran-putaran, perpanjangan-perpanjangan saja'. Betul tidak?" ungkapnya. 

Baca Juga: Anies Baswedan Kenang Masjid Kepatihan: Kalau Jumatan Khotbahnya Paling Cepat

Anies menegaskan, tak perlu mengajari rakyat tentang putaran pemilu. Barangkali, kata dia, rakyat yang berusaha diajarkan lebih cerdas dari yang mengajarkan.

"Jangan mendahului kemauan rakyat, oke. Nanti yang ngomong satu putaran itu tau-tau nggak masuk putranya kedua. Apa yang terjadi? Tau-tau nggak masuk putaran kedua," tegasnya. 

Baca Juga: Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak, Anies: Kewenangan Negara Tak Merujuk Pada Selera

"Jangan sekali-sekali mencoba mengajari rakyat, karena rakyat kita barangkali lebih cerdas dari yang coba mengajari itu," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: