Menelisik Program Revolusioner Gibran Atasi Kemiskinan di Solo
Oleh: Ahmad Rizal, Anggota di Komunitas Kajian Peduli Lingkungan
Kemiskinan merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia. Dalam menghadapi masalah kompleks ini, langkah-langkah yang tepat dan terarah sangat diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Salah satu cara terpenting untuk mengatasi kemiskinan adalah melalui peningkatan keterampilan dan pendidikan masyarakat. Investasi dalam pendidikan dapat membuka pintu peluang bagi individu untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi.
Program pelatihan keterampilan dan akses yang lebih luas terhadap pendidikan berkualitas dapat membantu mengentaskan kemiskinan dengan memberikan individu keterampilan yang relevan dengan tuntutan pasar kerja. Selain itu, pendidikan yang berkualitas dapat memberikan landasan untuk meningkatkan kapasitas manusia dalam menghadapi tantangan global dan memanfaatkan teknologi modern. Dengan demikian, pemerintah dan organisasi nirlaba harus bekerja sama untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan di semua lapisan masyarakat.
Baca Juga: Gibran dan Transformasi E-Sport, Pintu Lebar untuk Anak Muda Berprestasi Global
Namun, dalam salah satu kasus yang terjadi di kota Solo, upaya pengentasan kemiskinan ditempuh dengan jalan berbeda. Wali Kota Solo, yaitu Gibran Rakabuming Raka, melakukan langkah-langkah strategis yang boleh dihitung baru. Salah satu langkah yang diambil oleh Gibran adalah menggunakan pendekatan berbasis lingkungan. Logika dasar yang dijadikan pijakan dalam menggunakan pendekatan lingkungan ini bertolak pada alasan bahwa masyarakat dengan tingkat kemiskinan ekstrem umumnya hidup berkelompok dan berdomisili di kawasan kumuh (slum).
Mempersedikit Kawasan Kumuh
Kawasan kumuh merupakan salah satu kantong kemiskinan ekstrem yang memiliki kondisi serba kekurangan; mulai dari tempat tinggal yang tidak memadai, sanitasi yang kurang, akses terbatas terhadap air bersih, sampai dengan kebutuhan sehari-hari yang serba kekurangan. Untuk mengatasi masalah kemiskinan yang mengerikan tersebut, Pemkot Solo kemudian melakukan pendekatan lingkungan dengan menggunakan APBN dari Kementerian PUPR yang diberi nama Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh).
Usaha Gibran untuk memperbaiki pemukiman kumuh melalui Program Kotaku tersebut berjalan dengan baik. Luasan kawasan kumuh di Surakarta sendiri sebesar 135,971 Ha yang terdapat di 4 Kecamatan dan 16 Kelurahan, dan salah satunya berada di kawasan prioritas yaitu Kawasan Semanggi yang terletak di Kecamatan Pasar Kliwon. Penataan kawasan Semanggi ini mencakup luasan kawasan kumuh sebesar 35,45 hektare yang dikerjakan melalui kolaborasi multi-sektor. Kawasan Semanggi Selatan akan menjadi kewenangan dari Direktorat Jenderal Perumahan melalui program BSPS. Kemudian, untuk penataan kawasan Semanggi Utara akan ditangani oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui program KOTAKU. Apa yang dilakukan oleh Gibran dalam upaya mengatasi kemiskinan di Kota Solo ini tentu patut untuk ditiru dan direplikasi oleh daerah-daerah lain.
Bahkan, baik dalam tingkat nasional ataupun internasional, langkah yang diambil oleh Gibran ini diapresiasi oleh banyak pihak. Dalam konteks nasional, Gibran diapresiasi oleh Muhadjir Effendy selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Menurut Muhadjir, Program Kotaku yang diinisiasi oleh Pemkot Solo ini layak menjadi rule model dan prototype untuk membuat program pengentasan kawasan kumuh demi meminimalisasi terjadinya kemiskinan ekstrem. Sementara dalam konteks internasional, program tersebut diapresiasi oleh Dewan Ekonomi dan Sosial PBB atau United Nations Economic and Social Council (ECOSOC) saat Gibran melakukan rangkaian kerja Wali Kota Solo di New York, Amerika Serikat.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lokal
Pada sisi yang lain, upaya pengentasan kemiskinan di Solo juga dilakukan oleh Gibran dengan memberdayakan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM. Langkah ini menjadi penting berhubung pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal merupakan langkah krusial dalam mengatasi kemiskinan. Program-program yang mendukung UMKM dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. Pemberdayaan ekonomi ini juga dapat mengurangi ketidaksetaraan ekonomi dengan mendistribusikan kekayaan lebih merata.
Catatan kesuksesan Gibran dalam memberdayakan UMKM adalah bertambahnya 300% jumlah UMKM di Solo. Pada tahun 2018 jumlah UMKM di Solo sebanyak 3.200, kemudian pada tahun 2021 sebanyak 3.635, kemudian pada tahun 2022 jumlahnya meningkat signifikan menjadi 11.157 UMKM di Solo. Pada ranah lebih luas, Gibran juga berhasil meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi Solo hingga angka 6,25% pada tahun 2022.
Inisiatif Gibran untuk menciptakan platform pemasaran bersama bagi UMKM di Solo tersebut menjadi langkah tepat. Dengan menghadirkan solusi teknologi dan digitalisasi, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar mereka secara efisien. Hal ini sejalan dengan tren global di mana penetrasi teknologi informasi menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan bisnis modern. Bahkan, ECOSOC juga mengapresiasi dan menyebut langkah Pemkot Solo sebagai new source of growth dalam memperkuat UMKM melalui digitalisasi.
Peran Aktif Komunitas dan Kolaborasi Antar Pihak
Langkah-langkah untuk mengatasi kemiskinan di Solo tentu tidak hanya dapat dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat dan sektor swasta. Melibatkan komunitas dalam perencanaan dan implementasi program-program pembangunan dapat memastikan bahwa solusi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan lokal dan berkelanjutan.
Selain itu, kolaborasi antar pihak, termasuk pemerintah, bisnis, dan organisasi nirlaba, dapat menciptakan sinergi yang lebih kuat untuk mengatasi kemiskinan. Program kemitraan publik-privat yang dirancang dengan baik dapat membawa inovasi, sumber daya, dan keahlian yang diperlukan untuk mencapai hasil yang signifikan.
Baca Juga: Minim Kredit Macet, Jokowi Puji Sinergi AO dan Nasabah PNM
Mengatasi kemiskinan bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan pendekatan yang holistik dan terpadu, tidak mustahil untuk mencapai perubahan yang positif. Peningkatan keterampilan dan pendidikan, pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, sistem perlindungan sosial yang kuat, pembangunan infrastruktur, dan kolaborasi antar pihak adalah langkah-langkah kunci yang dapat diambil untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. Dengan komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat mengarahkan Indonesia menuju pengentasan kemiskinan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement