Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kembali Ngadat, Layanan Tanda Tangan Digital Peruri Tak Bisa Diakses

Kembali Ngadat, Layanan Tanda Tangan Digital Peruri Tak Bisa Diakses Kredit Foto: Refocus
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tanda Tangan Elektronik (TTE) Tersertifikasi telah banyak digunakan di berbagai sektor seperti keuangan, telekomunikasi, kesehatan dan tidak terkecuali bidang pendidikan tinggi dengan tujuan efisiensi dan meningkatkan keamanan serta legalitas dokumen. Kendati demikian, risiko kegagalan sistem nyatanya masih menghantui para pengguna layanan TTE di Indonesia.

Setelah mengalami kegagalan sistem dalam penerbitan e-meterai sejak Senin (19/2/2024), Peruri kembali mengalami kegagalan sistem yang mengakibatkan layanan tanda tangan elektroniknya tidak dapat diakses sampai dengan Jumat (23/2/2024). Pada Senin (19/2/2024) Peruri telah mengeluarkan pernyataan tertulis tentang adanya kegagalan sistem pada layanan e-meterai miliknya. Kegagalan sistem tersebut ternyata juga mengakibatkan terjadinya gangguan pada layanan tanda-tangan digital Peruri Sign.

Gangguan ini menyebabkan tidak dapat diaksesnya layanan oleh para pengguna dan telah menimbulkan kritik dan kekecewaan di kalangan pengguna. Hal ini tentu saja menghambat operasional harian pengguna layanan dan menimbulkan pertanyaan serius perihal kesiapan Peruri sebagai BUMN dalam mendukung inisiatif digitalisasi pemerintah. Baca Juga: Dorong Akselerasi Digital di Pesantren, MARI, OttoDigital dan Primacom Berkolaborasi

Dealika, seorang mahasiswi asal Jakarta yang berkuliah di salah satu kampus negeri di Malang menyampaikan kekecewaan yang mendalam karena terdampak kegagalan sistem Peruri Sign. Mahasiswi tersebut mengalami penundaan dalam proses kelulusannya karena tidak dapat mengunggah kelengkapan dokumen yang harus ditandatangani secara elektronik dan dibubuhi meterai elektronik.

“Kemarin sudah menjelang deadline untuk mengunggah semua kelengkapan berkas wisuda. Pihak kampus memberikan pilihan untuk jarak jauh dengan Peruri Sign. Tapi karena sistemnya Peruri error berhari-hari jadi berkas-berkas itu belum bisa ditandatangani dan di-submit ke kampus,” ujarnya yang dikutip di Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Akibatnya, mahasiswi tersebut terpaksa merogoh kocek untuk pergi ke Malang dengan mendadak untuk menyerahkan dokumen-dokumen kelulusan secara langsung.

Platform media sosial seperti Instagram juga tengah ramai menjadi wadah bagi para pengguna untuk mengungkapkan rasa kekecewaan mereka atas kegagalan sistem yang terjadi pada layanan tanda tangan elektronik Peruri. Misalnya, seorang pengguna dengan akun @sucinurkhasanah memposting komentar negatif di Instagram Peruri.

“Udah dari Senin lho ini. Apa gak kepikiran sama perusahaan/instansi yg perlu TTE dan e-meterai banyak dan deadline lewat semua? Kacau banget ini. Dari awal make e-meterai selalu capek hati. Kerjaan bukannya terbantu, malah bikin kelabakan.” Komentar ini menuai respon dari warganet lainnya, salah satunya @__dinanrd, “iyaaa ih kacauu bgt. Udah berapa hari lho ini. Cuma Wakanda, orang pindah malah makin ribet, bocor dan kacau sana sini."

Durasi gangguan yang panjang ini juga menimbulkan keraguan di kalangan masyarakat terhadap kemampuan Peruri dalam mengelola program strategis pemerintah terkait digitalisasi, misalnya terkait Govtech. Jika tidak segera ditangani dengan baik, kegagalan sistem yang terjadi pada Peruri saat ini  akan berdampak pada pandangan negatif masyarakat tentang ketidaksiapan Peruri dalam mengelola infrastruktur digital, terutama dalam menunjang proses digitalisasi di Indonesia. Baca Juga: Wakil Menteri BUMN Berikan Arahan Terkait Kesiapan GovTech di Rapat Pimpinan Peruri

Pada akhirnya, insiden yang terjadi bukan hanya tentang gangguan teknis, melainkan tentang kepecayaan publik terhadap institusi yang seharusnya bisa menjadi punggung digitalisisasi bagi pemerintah. Masyarakat dan pengguna layanan Peruri berhak mendapatkan layanan yang andal dan stabil, yang kini tampaknya masih sangat jauh dari apa yang bisa dihadirkan oleh Peruri. Kegagalan sistem yang berlangsung berhari-hari ini harus menjadi pembelajaran bagi Peruri untuk melakukan perbaikan agar tidak terjadi kegagalan serupa di masa depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: