Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PKS Sebut Kebijakan 'Ugal-ugalan' Bansos Jadi Salah Satu Penyebab Beras Mahal dan Langka

PKS Sebut Kebijakan 'Ugal-ugalan' Bansos Jadi Salah Satu Penyebab Beras Mahal dan Langka Kredit Foto: Antara/Donny Aditra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani tidak sependapat dengan pemerintah yang menyebut langka dan mahalnya beras di pasaran karena perubahan cuaca yang membuat hasil panen turun.

Menurutnya, kebijakan bansos beberapa waktu belakangan ini ambil andil atas kelangkaan dan mahalnya beras.

Netty menegaskan pemerintah harus mengakui bahwa kebijakan bansos jor-joran ambil andil dalam langka dan mahalnya harga beras.

“Alasan adanya El Nino dan gagal panen bukanlah faktor tunggal yang membuat beras menjadi langka dan mahal. Kebijakan bansos yang ugal-ugalan tanpa memikirkan ketersediaan pasokan juga menjadi faktor penyebab beras langka,” kata Netty dalam keterangan medianya, Jumat, (23/02), dikutip dari laman fraksi.pks.id.

Baca Juga: PKS Desak Pemerintah Segera Atasi Masalah Mahalnya Harga Beras

“Bansos jor-joran ini tidak urgen sebagaimana zaman Covid-19. Anehnya lagi, bansos jelang pemilu kemarin lebih sering dan lebih banyak ketimbang pada masa pandemi. Pemerintah harus berani mengakui dan mengevaluasi kebijakan tersebut,” tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi kunjungan di Gudang Bulog Batangase, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan menyebut mahalnya harga beras disebabkan oleh perubahan iklim dan dampak El Nino, yang juga dialami oleh sejumlah negara.

"Kenapa harga beras naik.? Karena ada perubahan musim, ada El Nino, dan itu dialami bukan hanya negara kita, tetapi juga negara lain mengalami hal yang sama," ungkap Presiden Jokowi kepada perwakilan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Bulog Batangase, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis, dikutip dari ANTARA.

Melihat panel harga pangan nasional, untuk beras premium per Minggu (25/2/24) seharga Rp16.300/Kg, dan beras medium seharga Rp14.250/Kg. Harga tersebut melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Untuk diketahui, Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) berdasarkan sistem zonasi. Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi. Zona 2 untuk Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, NTT, Kalimantan. Zona 3 untuk Maluku dan Papua.

Baca Juga: Jokowi Sebut El Nino Biang Kerok Beras Mahal, PKS Tegas: Itu Bukan Faktor Tunggal!

“Untuk HET beras medium, zona 1 Rp10.900, untuk zona 2 Rp11.500, untuk zona 3 Rp11.800. Kemudian untuk beras premium, zona 1 Rp12.900, zona 2 Rp14.400, dan zona 3 Rp14.800. Ini Pak Presiden meminta untuk segera diumumkan sedangkan perundangannya dalam proses sehingga ini dapat diberlakukan segera,” ujar Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan hal tersebut usai mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 15 Maret 2023.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: