Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sudirman Said: Kemiskinan Sengaja Dipelihara untuk Jadi Basis Suara

Sudirman Said: Kemiskinan Sengaja Dipelihara untuk Jadi Basis Suara Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Executive Co-Captain Tim Nasional (Timnas) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Sudirman Said menuturkan ada keteladanan yang hilang di pemerintahan saat ini.

Dia menilai, para pemimpin yang saat ini berkuasa seolah-olah memanfaatkan dan memelihara kemiskinan rakyat sebagai basis elektoral.

"Yang hilang adalah public virtue, keteladanan dari para pemimpin yang sedang duduk, sehingga kemiskinan itu dimanfaatkan, dipelihara untuk menjadi basis elektoral," kata Sudirman dalam diskusi bertajuk Pemilu Buruk, Akankah Masa Depan Generasi Terpuruk? di Kohai Izakaya, Jakarta, Sabtu (9/3/2024).

Padahal, kata Sudirman, ada jarak status sosial yang besar antara rakyat dan elite pada masa kolonial. Akan tetapi, para elite saat itu memilih berpihak pada rakyat dengan melepaskan gelar ningratnya.

"Sekarang sebetulnya gap itu tidak sedahsyat pada masa kolonial, tapi gap itu dimanfaatkan oleh para penguasa untuk dipelihara kesulitannya, dipelihara kemiskinannya, malahan diajak bermental miskin terus-menerus gitu," ungkapnya.

Minggu terakhir sebelum pencoblosan Pemilihan Umum (Pemilu), Sudirman menyebut daerah asalnya menerima bantuan beras yang besar. Bahkan, dia menyebut pemerintah memberikan alat penanak nasi.

"Di kampung saya itu minggu terakhir sebelum pencoblosan, beras sampai banjir. Nggak puas dengan beras, di Brebes itu, dibagi rice cooker. Rice cooker diberikan pada orang miskin," tuturnya.

Sudirman menilai, elite saat ini memiliki sikap yang manipulatif. Padahal seharusnya, kata dia, para elite publik memiliki tugas moral dan memberikan keteladanan bagi rakyat.

Oleh karena, Sudirman menaikkan solusi ke depan publik mesti tercerahkan kendati di Indonesia sendiri tidak memiliki kurikulum pendidikan tentang hal itu. 

"Bahwa memang kita tidak punya kurikulum yang memadai, yang masif yang mengajarkan kepada warga bagaimana hidup bersama. Itu saya kira catatan penting," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: