Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meriahkan Ramadan, Wapres Ma'ruf Amin Salat Tarawih di Masjid Al Uswah

Meriahkan Ramadan, Wapres Ma'ruf Amin Salat Tarawih di Masjid Al Uswah Kredit Foto: Laras Devi Rachmawati
Warta Ekonomi, Tanjung pinang -

Memasuki malam ke-4 Ramadan 1445 H, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dan Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin melaksanakan Salat Isya dan Tarawih berjemaah di Masjid Besar Al Uswah, Jl. DI Panjaitan Km. 10, Air Raja, Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis malam (14/03/2024). 

Wapres dan Ibu Wury tiba di Masjid Al Uswah sekitar pukul 19.30 WIB dan disambut oleh pengurus masjid. Pada kesempatan ini, bertindak sebagai imam salat, Ust. Muhammad Salim, sedangkan Wapres didaulat untuk menyampaikan tausiah sebelum pelaksanaan salat Tarawih. 

Baca Juga: Wapres Minta Ombudsman Layani Hak Masyarakat Peroleh Pelayanan Publik Secara Adil

Sebagai informasi, Masjid Besar Al Uswah didirikan pada 2013. Masjid seluas 2.123 meter persegi ini memiliki daya tampung 1.800 jemaah. Adapun bangunannya terbagi menjadi beberapa ruang, yaitu ruang salat utama, balkon, dan sayap yang dapat memuat sekitar 1.000 jemaah, sedangkan ruang mezanine lantai dua dapat memuat sekitar 800 jemaah. 

Konstruksi bangunan yang besar dan kokoh dengan lapisan batuan marmer pada dindingnya, membuat Masjid Al-Uswah tampak megah dan nyaman. Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga merupakan pusat aktivitas syiar Islam, khususnya di wilayah Tanjungpinang. 

Pada bagian dalam masjid, selain terdapat berbagai hiasan kaligrafi, juga terdapat ornamen berupa ukiran khas Kota Segantang Lada (Bintan) yang dikenal dengan nama motif Lebah Bergantung dan Itik Pulang Petang. Kedua motif ini dipilih karena memiliki nilai filosofis yang dalam sebagai cerminan masyarakat Kepri. 

Motif Lebah Bergantung merujuk pada hewan lebah yang memiliki banyak kebaikan, seperti menghasilkan madu dengan manfaat yang luar biasa untuk kesehatan. Keunikan lainnya adalah saat mengambil naktar, lebah tidak pernah merusak bunganya. Hal ini menjadi cerminan kehidupan sehari-hari masyarakat Kepri yang terus bertekad untuk memberikan kebaikan kepada sesama dan lingkungan tanpa pamrih. 

Baca Juga: RUU DKJ Rawan Dualisme, Kewenangan Wapres sebagai Dewan Kawasan Aglomerasi Jadi Sorotan

Sedangkan motif Itik Pulang Petang memiliki makna filosofi tentang keserasian dan keteraturan sebagaimana dicontohkan oleh hewan itik saat berjalan. Itik selalu berombongan ketika berangkat mencari makan maupun saat pulang pada petang hari. Rombongan itik berjalan beriringan secara teratur tanpa saling mendahului. Hal ini merupakan cerminan masyarakat Kepri yang senantiasa hidup serasi, teratur, dan saling menghormati satu sama lain. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Laras Devi Rachmawati
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: