Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset Ninja Xpress dan Populix: Besarnya Potensi Affiliate Marketing Bantu Kembangkan UKM Indonesia

Riset Ninja Xpress dan Populix: Besarnya Potensi Affiliate Marketing Bantu Kembangkan UKM Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Belakangan, tren pemasaran menggunakan affiliate marketing di social commerce dan platform e-commerce makin marak dilakukan. Sistem pemasaran dengan affiliate marketing terbukti membantu usaha kecil menengah (UKM) dalam meningkatkan penjualan.

Secara singkat, affiliate marketing merupakan bentuk pemasaran saat perusahaan membayar pihak ketiga (affiliator) untuk mempromosikan dan mendapatkan pelanggan baru.

Besarnya kontribusi affiliate marketing dalam mengembangkan bisnis UKM terangkum dalam riset Suara UKM Negeri Vol. 5 “Fenomena Affiliate Marketing pada Social Commerce”.

Riset tersebut dilakukan oleh Ninja Xpress, perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi, bekerja sama dengan lembaga riset Populix dengan melibatkan lebih dari 300 responden. Diharapkan, hasil riset ini dapat mendukung para pelaku UKM dalam meningkatkan penjualan melalui strategi affiliate marketing di social commerce dan platform e-commerce.

“Sebagai sahabat UKM, salah satu usaha kami adalah dengan memberikan akses informasi mengenai fenomena yang terjadi saat ini melalui survei Suara UKM Negeri Vol. 5. Kami juga menyediakan layanan Seller Craft untuk membantu UKM dalam memaksimalkan berbagai platform penjualan dan juga Live Cham yang menjadi pihak ketiga dalam memudahkan kerja sama para seller dengan affiliator,” terang Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer Ninja Xpress, di Jakarta, Senin (20/5/2024).

Mahari Hadistian, Owner dari Urbangeeks, toko online serbaguna yang menjual berbagai produk elektronik seperti speaker, headset, sampai aksesoris handphone, mengungkapkan bahwa affiliate marketing menjadi solusi bagi pihaknya untuk mendapatkan testimoni yang dibagikan. Bahkan, 85% penjualan tokonya di Tik Tok Shop berasal dari affiliator.

“Hanya saja, terkadang kami mengalami kendala dalam pemilihan affiliator yang tepat untuk produk kami. Dengan adanya fasilitas seperti Live Cham yang bekerja sama dengan Ninja Xpress, kami sangat terbantu dalam memilih affiliator yang tepat dan juga membantu kami dalam menjalankan kerja sama dengan para affiliator,” terangnya.

Tak hanya membantu UKM mengembangkan bisnisnya, affiliate marketing juga menjadi peluang para affiliator mendapatkan pendapatan. Tak main-main, jika dilakukan dengan serius dan sungguh-sungguh, pendapatan yang didapat sebagai affiliator dapat mencapai dua digit per bulan. Hal itu diakui oleh Cindy, seorang full time affiliate marketing dengan followers mencapai 80.000 di platform Tiktok.

Dengan fitur Live Cham dari Ninja Xpress, Cindy merasa terbantu dalam memilih brand dan produk yang tepat. “Tak hanya, itu fitur tersebut juga membantu affiliator untuk bisa bekerja sama dengan para pemilik bisnis UKM,” ujarnya menekankan.

Baca Juga: Produktif di Dunia Digital, Raih Cuan Jutaan dari Jualan Online

Sementara itu, melalui riset Suara UKM Negeri Vol. 5, Ninja Xpress memberikan insight yang dapat dimanfaatkan oleh para UKM guna optimalisasi pemanfaatan affiliate marketing dengan mempertimbangkan empat aspek kunci, yaitu orang (people), platform, harga (price), dan kinerja (performance). 

1. People: Mayoritas e-shopper lebih memilih affiliate marketing dari pengguna media sosial biasa dan teman sendiri daripada artis atau influencer dengan jumlah pengikut tinggi

Data menunjukkan bahwa mayoritas e-shopper cenderung melakukan pembelian melalui affiliate marketing yang berasal dari pengguna media sosial biasa (80%), artis atau influencer (69%), atau teman mereka sendiri (42%).

Sebagian besar e-shopper (sekitar 30%) memilih untuk berbelanja dari affiliate marketing yang memiliki jumlah pengikut di media sosial kurang dari 500, sedangkan 21% memilih affiliate marketing dengan pengikut dalam kisaran 500 hingga 800.

Hanya sekitar 3% e-shopper yang cenderung membeli dari affiliate marketing dengan jumlah pengikut antara 8.000 hingga 1 juta.

Hal ini mengindikasikan bahwa faktor kepercayaan dan kedekatan personal lebih berpengaruh daripada jumlah pengikut dalam memengaruhi perilaku pembelian e-shopper melalui affiliate marketing.

2. Platform: Social commerce menjadi platform pemasaran utama bagi para affiliator

Social Commerce seperti TikTok, Instagram, dan WhatsApp merupakan platform utama yang sering digunakan oleh para afiliasi untuk pemasaran.

Sementara, platform paling dominan untuk affiliate marketing di Indonesia adalah Shopee dengan penggunaan mencapai 71%, diikuti oleh TikTok Shop yang mencapai 68%. Tokopedia digunakan oleh 21% affiliate marketing, sedangkan Lazada dan Bli Bli memiliki tingkat penggunaan masing-masing sebesar 16% dan 6%.

3. Price: Produk fesyen menjadi kategori paling banyak dibeli melalui affiliate marketing

Produk fashion merupakan kategori paling diminati dan banyak dibeli melalui affiliate marketing dengan persentase mencapai 74%, diikuti oleh produk kecantikan (56%), produk untuk kebutuhan rumah dan gaya hidup (50%), aksesori (43%), dan produk makanan dan minuman (40%).

Sementara itu, mayoritas anggaran belanja untuk pembelian melalui affiliate marketing berada dalam rentang Rp100.000 hingga Rp250.000 dengan persentase sebanyak 47%.

Baca Juga: Didominasi Tujuan Jawa Barat dan Jawa Timur, Pengiriman Paket Ninja Xpress Tumbuh 20% Selama Ramadan 2024

4. Performance

Pengiriman standar dominan di kalangan e-shopper Indonesia. Sebanyak 75% e-shopper cenderung memilih pengiriman standar dengan waktu pengiriman 1-2 hari, sedangkan 44% lebih memilih pengiriman ekonomi dengan durasi pengiriman 1-4 hari. Sebagian lainnya memanfaatkan layanan pengiriman khusus seperti same day, xpress, cargo, instant, dan sejenisnya.

Pembeli online mengharapkan pengiriman yang efisien, tetapi terjangkau secara biaya. Dalam konteks UKM yang menggunakan banyak afiliasi, layanan manajemen gudang dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan proses pengiriman barang secara efektif dan efisien, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mendukung pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.

“Riset kali ini melengkapi riset sebelumnya di Suara UKM Negeri Vol. 4 terkait Social Commerce. Pada riset sebelumnya dijelaskan, sekitar 50% dari para penjual mengalami kesulitan dalam menciptakan konten yang efektif, sedangkan 48% lainnya merasa sulit untuk mengikuti perubahan algoritma platform yang terus berubah. Atas dasar itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang relevan dengan perkembangan tren penjualan saat ini, yakni affiliate marketing,” terang Subarkah Dwipayana, Head of Trade Marketing Ninja Xpress.

“Selain riset yang hari ini kami bagikan, adanya Seller Craft (platform yang dapat membantu UKM mengurus toko), Ninja Fulfillment, dan Ninja Direct diharapkan dapat menjadi jawaban yang dihadapi oleh UKM terkait affiliate marketing,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: