Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indopoly Tingkatkan Produksi di Pabrik Indonesia dan Tiongkok

Indopoly Tingkatkan Produksi di Pabrik Indonesia dan Tiongkok Kredit Foto: Indopoly
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indopoly Swakarsa Industry (IPOL) tahun ini akan merampungkan penambahan lini produk untuk kedua pabriknya yang berlokasi di Purwakarta, Indonesia dan Suzhou, Tiongkok. Apabila kedua penambahan lini produksi tersebut usai, maka kapasitas produksi Perseroan di Indonesia akan meningkat menjadi 25.000 ton per tahun dan kapasitas produksi di Tiongkok akan meningkat 40.000 ton per tahun. Sehingga total kapasitas produksi Indopoly bertambah dari 100.000 menjadi 165.000 ton per tahun.

“Indopoly telah memulai pembangunan tambahan lini mesin Biaxially-Oriented Polypropylene (BOPP) sejak 2023 dan kami menargetkan investasi tersebut akan mulai berkontribusi positif pada akhir tahun 2024. Selain itu kami juga berinvestasi pada dua lini metalizing yang spesial pada masing-masing lokasi pabrik. Kami akan terus mendiversifikasi produk film kami ke pasar high-end melalui metalized film untuk berbagai kebutuhan,” ungkap Henry Halim, Presiden Direktur PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk.

Kinerja dan ekspansi Indopoly di negara Tiongkok tersebut mendapat apresiasi positif dari Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun. Apresiasi terhadap Perusahaan nasional yang telah berkiprah di Tiongkok selama 20 tahun lebih tersebut, ditandai dengan kunjungan Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun, didampingi oleh Konsulat Jenderal RI untuk Shanghai Berlianto Situngkir beserta jajaran Konsulat Jenderal Kedutaan Besar RI di Tiongkok guna meninjau secara langsung fasilitas penambahan lini produksi yang sedang berjalan di Pabrik Indopoly yang berlokasi di Suzhou, Tiongkok beberapa waktu lalu.

Baca Juga: VICI Berencana Bangun Pabrik Baru Seluas 3,3 Hektare di Semarang

Suzhou Kunlene Film Industries, entitas anak PT Indopoly Swakarsa Industry yang berlokasi di Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, Tiongkok tersebut telah berdiri sejak tahun 2001 dan merupakan bagian dari Perusahaan anak bangsa yang memproduksi thermal film yang ramah lingkungan dan metalized film dengan beragam fungsi dan kegunaan dalam industri kemasan makanan, pengemasan non makanan, industry laminasi grafis dan lain sebagainya.

Dikutip dalam siaran resmi kedutaan RI di Tiongkok, Dubes Djauhari Oratmangun menyampaikan, Tidak ada banyak yang tahu proses pembuatan film packaging sudah menggunakan teknologi yang sangat maju, dan ternyata Indonesia punya rekam jejak bisnis industri ini di Tiongkok selama lebih dari dua puluh tahun.

Perusahaan subsidiary pertama sudah dibangun sebelumnya pada 1996 di Kota Kunming, Provinsi Yunnan. Pada tahun tersebut, Kunlene merupakan perusahaan asing terbesar pertama yang menanamkan investasi di Kota Kunming, Provinsi Yunnan. Produk Perseroan telah digunakan untuk kemasan produk ternama dari mulai rokok, produk makanan minuman, personal goods, hingga produk gadget Apple.

Baca Juga: Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim Mulai Proses Revamping Pabrik Tertua

Henry Halim menambahkan, Indopoly juga telah mengembangkan plastic film mono-material yang lebih mudah untuk di daur ulang serta film biodegradable yang dapat terdegradasi lebih cepat jika di letakkan diatas tanah dan dibawah sinar matahari.

Sejak 2018 perusahaan juga telah menerapkan industri 4.0, dengan memanfaatkan integrasi big data dan Industrial Internet of Things (IIoT), guna meningkatkan terus efisiensi produksi pada setiap lokasi produksi Perseroan.

Henry Halim selaku founder dan Presiden Direktur dalam keterangan resminya juga menyatakan komitmennya untuk terus memperkenalkan produk baru, seperti film breathable untuk pasar Amerika Serikat, film anti-fog untuk pasar Australia dan ultra-high barrier films untuk pasar Tiongkok, Malaysia, Thailand dan Filipina.

“Kami selalu mendiversifikasi portofolio produk kami untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus berkembang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan” ungkap Henry Halim. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: