APBN Dibayangi Ketidakpastian Ekonomi, Anis PKS: Apalagi Punya Hajatan Pembangunan IKN
Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Byarwati, mengingatkan perekonomian nasional akan mendapatkan tekanan yang cukup kuat akibat ketidakpastian global pada tahun 2025.
Ia menegaskan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang sebagian besar sudah terisi dengan anggaran mandatori harus dioptimalkan, apalagi mengingat adanya proyek seperti pembangunan dari Ibu Kota Negara (IKN).
Baca Juga: PSI Siap Kerja Sama Bareng PKS Jelang Pilkada Jakarta 2024
“Apalagi saat ini Pemerintah punya hajatan pembangunan IKN yang menyedot anggaran cukup besar. Hanya sebagian kecil yang masih terbuka untuk memasukkan program baru seperti makan bergizi,” katanya dilansir Jumat (21/06/2024).
Anis menekankan pentingnya komitmen pemerintah dalam menyusun rancangan anggaran dengan hanya mengusulkan anggaran yang bersifat baseline, dan menghindari anggaran besar yang tidak mendesak. Hal ini bertujuan untuk menekan defisit ke batas bawah dalam kisaran 2.0% – 2.2%, sehingga pemerintah baru nantinya memiliki ruang untuk menjalankan program strategis melalui APBNP 2025.
“Sebaiknya program pemberian makanan bergizi dilakukan secara bertahap dan proporsional dengan kondisi anggaran yang ada, agar hasilnya bisa optimal,” ungkap Anis.
Anis juga menyoroti pentingnya strategi yang tepat dalam pembayaran utang, termasuk Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman jatuh tempo. Ia mengingatkan bahwa pemerintah harus memanfaatkan dana SBN untuk proyek-proyek produktif yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, untuk menghindari beban utang yang berat.
“Disinilah Pemerintah harus bisa memanfaatkan dana SBN yg diperoleh untuk proyek-proyek yang produktif dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, jika tidak maka akan jadi beban pemerintah yang berat,” katanya.
Baca Juga: Ahmad Sahroni Yakin BNPT akan Mampu Jaga Stabilitas Keamanan di IKN Jelang Hari Kemerdekaan
“Jadi pemerintahan baru nantinya akan menghadapi tantangan fiskal yang tidak ringan. Kuncinya disiplin penggunaan anggaran dan meningkatkan kualitas pengelolaan utang yang lebih efektif,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement