Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demi Masa Depan, Perempuan Perlu Paham Literasi Keuangan

Demi Masa Depan, Perempuan Perlu Paham Literasi Keuangan Kredit Foto: Unsplash/Bangun Stock Production
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menua bersama pasangan adalah harapan bagi banyak orang. Namun, masa depan merupakan misteri dan siapapun tidak ada yang tahu. Sehingga, tak sedikit kasus yang terpaksa membuat perempuan hidup sendiri tanpa pasangan. Sehingga, perempuan harus memiliki life skill soal finansial agar sanggup bertahan hidup sendiri apabila ditinggalkan oleh pasangannya.

Melansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Sabtu (22/6/2024), usia harapan hidup perempuan di Indonesia mencapai 74,18 tahun. Angka tersebut lebih panjang daripada laki-laki yang hanya 70,17 tahun. Apabila diasumsikan ketika menikah usia perempuan lebih muda tiga tahun dibandingkan dengan laki-laki, maka artinya ada tujuh tahun kemungkinan perempuan hidup sendiri setelah pasangannya meninggal.

Terlebih, usia harapan hidup perempuan bisa lebih panjang dengan majunya teknologi kesehatan dan kian tingginya kesadaran akan pentingnya nutrisi dan gizi yang baik.

Lantas, berapa besaran uang yang cukup bagi perempuan sebagai bekal di masa tuanya?

Dalam keterangannya, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Dimas Ardhinugraha, menjelaskan bahwa perempuan perlu mempunyai bekal pensiun yang cukup. Menurut hitungannya, besarnya 25 kali biaya hidup setahun. Misalnya, biaya hidup yang diinginkan di masa pensiun yakni Rp10 juta sebulan, atau Rp120 juta setahun, maka bekal pensiun yang cukup yakni Rp3 miliar.

"Jika Rp3 miliar ini didepositokan dengan bunga 4% per tahun, maka hasilnya adalah Rp120 juta setahun, atau Rp10 juta sebulan," tutur Dimas, dikutip oleh Warta Ekonomi, Sabtu (22/6/2024).

Berbekal dana pensiun ini, seseorang bisa menikmati bunganya untuk hidup sehari-hari tanpa pernah mengurangi pokok simpanan. Dengan kata lain, arus kas pensiun bagi perempuan bisa tersedia selamanya.

Meskipun pokok yang diperlukan untuk menyokong hidup di masa pensiun terbilang cukup besar, namun banyak instrumen investasi yang bisa dipilih untuk mempersiapkan bekalnya di hari tua nanti.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keuangan dan Masyarakat Peduli Sampah, OJK Gelar Edukasi Keuangan di Bantargebang

Salah satu instrumen yang bisa menjadi opsi menurut Dimas adalah reksa dana. Keuntungannya adalah selain modal awal yang tidak cukup besar, investasi di reksa dana bisa dilakukan secara online.

Keuntungan lainnya adalah waktunya lebih fleksibel. Hal ini tentunya menjadi keuntungan tersendiri bagi mereka yang tidak memiliki waktu untuk menganalisis aset lantaran sudah ada manajer investasi yang akan melakukan tugas mengelola investasi.

Lebih lanjut, reksa dana juga merupakan investasi yang tidak ada penalty dan likuid. Artinya, dana yang dicairkan akan masuk ke rekening tabungan nasabah dalam waktu yang telah ditetapkan dalam prospektus awal.

"Investasi bisa dilakukan secara reguler dan melakukan diversifikasi portofolio, disesuaikan dengan tujuan keuangan, jangka waktu dan profil risiko masing-masing. Dengan demikian, diharapkan risiko keseluruhan portofolio terjaga sementara hasil investasi semakin mendekati tujuan yang dicanangkan," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: