- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Anak Usaha Patungan Buat Garap Energi Hijau
Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) bersama dengan Aisin Takaoka Co., Ltd membentuk perusahaan patungan (joint venture company) yang memproduksi biokokas (bio-molded coal) berbasis cangkang sawit di Indonesia.
Kolaborasi ini guna mengembangkan energi hijau dalam rangka mewujudkan karbon netral. Joint venture company ditargetkan akan mulai melakukan produksi pada paruh kedua 2025 untuk memenuhi kebutuhan biokokas secara global.
President Aisin Takaoka, Makoto Okuda, menjelaskan hasil pengembangan biokokas berbasis cangkang sawit ini dapat menggantikan sepenuhnya penggunaan batu bara kokas dalam industri tanpa mengurangi kualitas pembakaran.
“Biokokas berbasis cangkang sawit ini dikembangkan dengan tujuan mengurangi emisi karbon dalam proses pengecoran baja yang selama ini menjadi tantangan utama industri. Bersama Triputra Agro Persada, kami memiliki filosofi yang sama untuk mengembangkan energi hijau dalam mewujudkan karbon netral,” ungkapnya, Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Baca Juga: Kementerian ESDM Ungkap Pengembangan Inovasi Energi Hijau
Triputra Agro Persada dipilih menjadi mitra dalam kerja sama ini, karena merupakan salah satu produsen CPO terbesar di Indonesia, dan memiliki visi keberlanjutan serupa untuk menjadi perusahaan netral karbon yang telah terlibat aktif dalam bisnis ramah lingkungan sejak lama.
Presiden Direktur Triputra Agro Persada Tjandra Karya Hermanto memberikan dukungan penuh atas pembentukan joint venture company bersama Aisin Takaoka.
“Kami sangat bangga dapat bekerja sama dengan Aisin Takaoka yang merupakan salah satu pemimpin industri foundry global. Kerja sama ini selaras dengan komitmen keberlanjutan Triputra Agro Persada dengan target menjadi perusahaan netral karbon pada 2036,” paparnya.
Adapun, biokokas berbasis cangkang sawit merupakan terobosan dari hasil riset dan pengembangan oleh Aisin Takaoka. Pengembangan biokokas ini merupakan teknologi baru dengan tujuan sebagai alternatif bahan bakar industri pengecoran baja (foundry) yang selama ini sangat
bergantung pada batu bara kokas (coking coal).
Pemanfaatan cangkang sawit sebagai bahan baku biokokas merupakan upaya kedua perusahaan dalam mendorong penggunaan energi hijau, sebab biokokas dapat mengurangi emisi karbon dan limbah, dua tantangan utama yang dihadapi oleh industri pengecoran baja. Sehingga dapat berkontribusi dalam upaya mewujudkan karbon netral, sekaligus menciptakan lingkungan dan masyarakat berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement