Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sequis Bagikan Tips Lakukan Langkah Preventif Cegah Demam Berdarah

Sequis Bagikan Tips Lakukan Langkah Preventif Cegah Demam Berdarah Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia, khususnya selama periode musim kemarau. Hal itu karena saat periode kemarau dan curah hujan berkurang nyamuk aedes aegypti, si pembawa virus dengue, masih bisa berkembang biak.

Ditambah lagi, kurangnya air mengalir selama musim kemarau justru menciptakan genangan yang dapat menjadi sarang ideal bagi nyamuk aedes aegypti untuk berkembang biak. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu memberi perhatian ekstra terhadap ancaman penyakit DBD selama periode musim kemarau yang berlangsung pada bulan Mei hingga Agustus 2024.

Terkait hal tersebut, Head of Department Underwriting Sequis dokter Fridolin Seto Pandu mengingatkan, jika ada anggota keluarga yang mengalami demam dan tak kunjung mereda maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Baca Juga: Akuisisi Mandiri Inhealth, IFG Life ‘Juara’ Asuransi Jiwa dan Kesehatan Berbasis Proteksi di Indonesia

"Digigit nyamuk memberikan sensasi gatal dan tidak nyaman. Permasalahan nyamuk aedes aegypti bukan sekadar rasa gatal, tetapi dapat membawa virus demam berdarah. Nyamuk betina pada jenis ini menularkan virus tersebut setelah menggigit manusia yang telah terinfeksi sebelumnya. Jadi, lewat gigitan nyamuk aedes aegypti betina maka virus dapat berpindah ke manusia lainnya. Pasca-digigit nyamuk, biasanya pasien merasa demam tinggi," sebut Fridolin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Ia menjelaskan, gejala khas berikutnya yang dapat terjadi pada pasien setelah demam tinggi adalah sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, serta ruam atau bintik merah pada kulit. Bahkan, ada beberapa penderita yang sampai mengalami mimisan dan pendarahan pada gusi.

"Penyakit DBD harus segera ditangani karena trombosit dapat terus turun. Jika turunnya hingga di bawah 100.000 per milimeter kubik dapat memicu kebocoran plasma yang bisa mengakibatkan dengue shock syndrome (DDS). Pada kondisi DDS, aliran darah yang seharusnya mengalir ke seluruh jaringan tubuh mengalami penurunan, dapat membuat tubuh kekurangan oksigen (hipoksia) dan berisiko menyebabkan tubuh kejang dan berujung pada penyakit komplikasi, seperti kerusakan hati, jantung, otak, dan paru-paru hingga berisiko pada terjadinya kematian," jelasnya.

Dr Fridolin mengingatkan, perlu dilakukan langkah preventif dalam menjaga kebersihan dan kesehatan seperti menghilangkan tempat yang berpotensi tergenang air, menguras tempat penampungan air secara rutin, dan memastikan talang air tidak tersumbat dan selalu bersih.

"Anda dapat menggunakan aplikasi atau kalender di ponsel untuk mengingatkan waktu pembersihan dan pengecekan rutin tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa langkah preventif kesehatan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan asupan gizi melalui makanan yang bersih dan sehat. Ia menganjurkan agar rutin mengonsumsi buah, sayur, dan protein setiap hari.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Dukung Upaya ISSA Tingkatkan Pelaksanaan Long Term Care

"Kecukupan makanan bergizi akan membantu sistem imun bekerja maksimal melawan infeksi," tegasnya.

Tindakan preventif kesehatan lain untuk menjaga dan meningkatkan imunitas, tambahnya, adalah menjaga kebersihan makanan, rajin mencuci tangan, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan mengelola stres.

Ia melanjutkan, tindakan preventif juga perlu dilakukan pada anak karena anak cenderung sering bermain di luar ruangan dan daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa sehingga orang tua perlu berperan aktif melindungi anak dari gigitan nyamuk aedes aegypti.

"Lengkapi dengan lotion anti-nyamuk yang aman bagi kulit anak, kenakan baju berlengan panjang dan celana panjang saat tidur atau berada di luar rumah," sebutnya.

Dr Fridolin melanjutkan, tindakan preventif lainnya adalah menjaga finansial dari kerugian biaya pengobatan demam berdarah dengan cara melengkapi keluarga dengan perlindungan asuransi kesehatan. Bilamana perlu perawatan medis karena demam berdarah, tegasnya, maka dapat segera diobati tanpa perlu khawatir soal biaya perawatan karena perusahaan asuransi akan menanggung biaya medis yang sesuai dengan perjanjian polis.

Asuransi jiwa pun perlu dimiliki karena asuransi jiwa bermanfaat melindungi kondisi finansial keluarga jika terjadi risiko meninggal dunia, termasuk karena DDB atau DDS.

Salah satu asuransi kesehatan yang bisa jadi bahan pertimbangan ialah Super Care Protection dari Super You by Sequis yang menyediakan manfaat perlindungan dari 30 penyakit menular termasuk DBD. Manfaat yang bisa didapat adalah penggantian perawatan medis rawat inap dan/atau rawat jalan hingga Rp50 juta per penyakit dan santunan kematian hingga Rp200 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: