Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pesantren Mandiri: Menuju Puncak Ekonomi Syariah Indonesia dengan Dana Abadi

Pesantren Mandiri: Menuju Puncak Ekonomi Syariah Indonesia dengan Dana Abadi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pesantren sebagai salah satu pilar pendidikan dan pengembangan karakter di Indonesia kini semakin memperkuat posisinya dalam perekonomian syariah nasional. HEBITREN merupakan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren melalui Departemen Sumber Daya Insani menghelat acara Santri Ngaji Investasi dengan tema Membangun Kesadaran Investasi Santri, Menuju Pribadi Mandiri dan Berdikari. 

Agus Jui Purmawan, dalam sambutan pembukaanya mewakili DPP HEBITREN menyampaikan tujuan dari acara ini adalah memberikan pemahaman dan mengajak para santri tentang pentingnya investasi dan banyaknya manfaat dari investasi, terutama untuk kemandirian para santri. 

Senada dengan hal tersebut, sebagai pengantar diskusi Dr. Robert E Sudarwan, selaku Deputi Kepala SDI DPP  HEBITREN menyinggung tentang Dana Abadi Pesantren. Beliau menegaskan pesantren dapat menginvestasikan dana dalam portofolio yang terdiversifikasi, termasuk saham, obligasi, properti, dan aset produktif lain untuk mengurangi risiko. Sehingga instrumen Dana Abadi yang diatur pada Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren (Perpres 82/2021) bisa menjadi stimulus pesantren untuk mandiri, bukan sebagai tujuan utama. 

Baca Juga: Gandeng Pesantren, Menko Airlangga Harap Target Inklusi Keuangan 90% Tercapai

“Dana abadi bekerja dengan prinsip utama untuk mempertahankan pokok dana (pokok wakaf atau sumbangan) agar tetap utuh dan tidak berkurang dari waktu ke waktu, sementara pendapatan atau hasil investasi dari dana tersebut digunakan untuk mendukung tujuan atau kegiatan yang telah ditetapkan.” Ungkap Doktoral Evaluasi ini di Depok (30/6/2024) 

Pada kesempatan yang sama Wakil Ketua LPSK Wawan Fakhrudin, ME menegaskan tentang bagaimana santri memiliki potensi untuk melakukan inovasi dan investasi. “Namun perlu dipelajari lebih dalam, santri harus belajar mitigasi resiko, agar cermat, teliti dan hati-hati. Data pada 2022 ada 4.717 laporan dan pada 2023 ada 2.774 TPPU terkait investasi bodong dan judi online. Maka penting acara Ngaji ini agar membuka cakrawala kita untuk tidak salah dalam mengambil tindakan”.  Ujarnya. 

Baca Juga: Tingkatkan Keterampilan Bahasa Inggris Siswa dan Guru, Yayasan Pesantren Al Azhar Taken Kerja Sama dengan Cambridge

Ngaji investasi ini diisi dengan talkshow yang dipandu oleh para profesional di bidang investasi. Hadir sebagai pembicara Ode Kustriani Atmaja sebagai financial planner dan Andri Subagja, CRA dari RHB Sekuritas Indonesia. Ketua Komisi VI DPR RI Bapak Faisol Riza yang awalnya akan memberikan keynote speech berhalangan hadir karena suatu alasan. Santri Ngaji Investasi ini diikuti oleh santri-santri dari Kota Depok dan sekitarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: