Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hilang sampai Rugi, Jalan Terjal Menarik Investasi Asing Melalui Family Office

Hilang sampai Rugi, Jalan Terjal Menarik Investasi Asing Melalui Family Office Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa ekonom menjelaskan beberapa faktor yang bisa menarik investor asing atau orang kaya agar menarik uangnya di Family Office yang hendak dibentuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Faktor tersebut akan menentukan keberlanjutan investasi para orang kaya itu di Indonesia.

Esther Sri Astuti selaku Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebutkan ada tiga kunci untuk menarik investasi melalui family office. Yang pertama adalah jaminan kerahasiaan dan keamanan data bahwa uang mereka betul-betul aman ditaruh di Indonesia.

Baca Juga: Mirip Kasus Singapura, Pencucian Uang di Balik Family Office Indonesia

Dengan kata lain, apabila Indonesia tetap ngotot membentuk family wealth planning, maka harus ada jaminan bahwa uang mereka aman seperti di Liechtenstein dan Swiss. Dua negara tersebut dikenal sebagai surga penyimpanan uang lantaran keamanan dan kerahasiaannya terjamin aman. Akan tetapi, hal tersebut berbanding terbalik dengan Indonesia yang saat ini berjibaku dengan masalah kebocoran data pribadi usai Pusat Data Nasional (PDN) diretas. Alhasil, hal tersebut bisa menjadi kendala serius dalam pembentukan family office di Indonesia.

"Sehingga, pemerintah harus punya regulasi yang jelas. Supaya tidak ada kekhawatiran investor bahwa dana mereka akan hilang ataupun rugi," kata Esther dalam keterangan yang diterima Warta Ekonomi, Jumat (5/7/2024). 

Selain masalah keamanan data, faktor lainnya yang harus diperhatikan dalam pendirian family office adalah kepastian return yang menguntungkan bagi investor secara jangka panjang. hal tersebut ironisnya dibarengi dengan biaya operasional yang murah.

Bisnis Berbasis Kepercayaan 

Dalam keterangan yang sama, pakar ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Intitute, Piter Abdullah, menjelaskan bahwa skema investasi family office merupakan bisnis yang berbasis kepercayaan. Maka dari itu, pemerintah wajib fokus dalam membangun kepasitas agar bisa meningkatkan minat investasi di skema pengelolaan dana berbasis keluarga. Caranya adalah dengan membuktikan rekam jejak pengelolaan keuangan dengan total anggaran hingga ratusan triliun.

"Buktikan dulu bahwasanya orang Indonesia bisa seprofesional para pengelola dana di luar negeri," katanya. 

Produk Keuangan yang Variatif 

Untuk menarik investasi di family office, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, mengatakan perlu pendalaman produk keuangan yang variatif.

Baca Juga: Padahal Sudah Disoroti Jokowi, Sejumlah Alasan Mobil Listrik Sulit Berkembang di Indonesia

"Produk yang dikeluarkan oleh penyedia jasa keuangan itu sangat variatif, jadi produknya dispesifikasikan dengan kebutuhan si family office," ucap Bhima. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: