Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ironi dalam Kampanye Hitam Terhadap Sawit di India

Ironi dalam Kampanye Hitam Terhadap Sawit di India Kredit Foto: Unsplash/Girish Dalvi Iz
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengatakan adanya kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit Indonesia yang dilakukan oleh pemuda asal India dan Pakistan belakangan ini. hal ini tentu ironis lantaran kedua negara tersebut merupakan importir terbesar kelapa sawit dari Indonesia.

Menurut keterangan dari Ketua Kompartemen Media Relation Gapki, Fenny Sofyan, kampanye yang terjadi di India dan Pakistan bisa berdampak negatif pada produk kelapa sawit dalam negeri.

Baca Juga: Wejangan Guru Besar IPB untuk Prabowo: Sawit Bisa Jadi Senjata

“Anak muda di sana mulai anti sawit karena campaign-campaign yang disebarkan. Di beberapa supermarket di India dan Pakistan, harga minyak sawit lebih mahal dibandingkan minyak nabati lainnya,” kata Fenny dalam keterangannya yang dikutip Warta Ekonomi, Senin (8/7/2024).

Isu mengenai penggunaan minyak nabati yang sehat, jelas Fenny, mulai gencar disuarakan pada acara Sustainable Vegetable Oil Conference pada September 2023 lalu. 

Kampanye anti sawit atau kampanye hitam terkait sawit ini menurut Fenny tercetus lantaran anggapan bahwa minyak sawit berdampak buruk pada kesehatan khususnya di masa pandemi Covid-19.

“Di India, kampanye negatifnya lebih banyak terkait dengan bagaimana minyak sawit berpengaruh terhadap kesehatan. Isu ini berkembang di kalangan muda-mudi India dan didukung oleh banyak artis serta selebgram yang mengkampanyekannya,” ucap Fenny.

Pihaknya sendiri memiliki upaya untuk menindaklanjuti kampanye negatif tersebut. Salah satunya adalah mengadakan pertemuan dengan Malaysia Palm Oil Association. Akan tetapi, dia juga menyebut bahwa kampanye yang dilakukan oleh pemuda India hanya menyasar pada aspek kesehatan saja, bukan keberlanjutan industri sawit.

“India juga mulai resah dengan ketergantungannya terhadap sawit. Mereka sudah mulai membuka perkebunan sendiri, namun tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka,” tandasnya.

Baca Juga: Senyum Industri Sawit, Harga CPO Beranjak Naik Bawa Dampak Positif

Maka dari itu, melihat situasi tersebut, pihaknya berharap agar segera menemukan strategi khusus dan tepat serta efektif untuk mengatasi kampanye negatif terhadap sawit. Di sisi lain, juga tetap menjaga citra positif produk kelapa sawit Indonesia di pasar internasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: