Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kereta Whoosh Bikin Rugi PT WIKA, Jokowi Tidak Menarget KCJB Kapan Untung

Kereta Whoosh Bikin Rugi PT WIKA, Jokowi Tidak Menarget KCJB Kapan Untung Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak mempertimbangkan soal untung rugi, tetapi berfokus pada pelayanan masyarakat. Pernyataan ini disampaikan pada Sabtu, 7 Oktober 2023, di Stasiun Padalarang usai meresmikan kereta cepat tersebut.

Presiden Jokowi merespons kritik yang menyebut proyek kereta cepat dianggap tidak menguntungkan. Ia menegaskan bahwa tidak ada target kapan KCJB harus meraih keuntungan, dan penanganan proyek sepenuhnya diserahkan kepada PT Kereta Cepat Indonesia Cina (PT KCIC). Menurut Jokowi, fungsi transportasi massal adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, bukan soal untung dan rugi.

Selain itu, Jokowi juga menekankan bahwa proyek ini tidak menggunakan uang rakyat dan pemerintah tidak memberikan jaminan apapun jika proyek tersebut mengalami masalah. Kereta cepat sepenuhnya dikerjakan oleh konsorsium BUMN dan perusahaan Cina dengan perhitungan bisnis. Sebagai informasi, Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) diresmikan pada Senin, 2 Oktober 2023, di Stasiun Halim Jakarta.

Sayangnya, proyek kereta cepat yang kini dikenal dengan nama Whoosh, membawa dampak keuangan signifikan bagi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Pada tahun 2023, WIKA mencatatkan kerugian sebesar Rp7,12 triliun, meningkat drastis 11.860% dari kerugian Rp59,59 miliar pada tahun 2022.

Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, menyatakan ada dua faktor utama yang mempengaruhi kerugian tersebut, yaitu tingginya beban bunga dan beban lain-lain. Salah satu penyebabnya adalah kerugian PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) yang memegang 60% saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Baca Juga: Temui Delegasi China, Indonesia Harap Kereta Cepat Dilanjutkan ke Surabaya

Menurut laporan keuangan WIKA 2023, sejumlah beban perusahaan tercatat membengkak. Beban lain-lain naik 310,16% menjadi Rp5,40 triliun dan beban keuangan meningkat 133,70% menjadi Rp3,20 triliun pada tahun 2023. Beban keuangan ini mencakup beban bunga atas utang bank maupun nonbank, beban provisi, dan beban administrasi bank terkait perolehan pinjaman yang diraih perseroan.

Agung Budi Waskito menjelaskan bahwa WIKA mengeluarkan dana sebesar Rp6,1 triliun untuk proyek ini. "Penyertaannya saja sudah Rp6,1 triliun untuk konsorsium Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Kemudian, yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun, sehingga hampir Rp12 triliun," jelasnya.

Dana tersebut, kata Agung, dikumpulkan oleh WIKA dengan cara menerbitkan sejumlah obligasi. Akibatnya, beban keuangan WIKA pun membengkak sepanjang tahun lalu. "Untuk memenuhi kebutuhan dana ini, mau tidak mau WIKA harus melakukan pinjaman melalui obligasi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: