PT Jababeka Tbk (KIJA) tengah berupaya untuk memperbaiki kinerja perseroan dengan fokus mengembangkan proyek. Namun, untuk melakukan pengembangan, perseroan akan terlebih dahulu mengurangi beban utang yang kini ditanggung.
Pendiri sekaligus Direktur Utama PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) Setyono Djuandi Darmono mengungkapkan bila pada tahun ini perseroan menargetkan bisa membayar utang senilai US$100 juta dari total utang US$280 juta. Adapun, utang tersebut merupakan Obligasi dan pinjaman yang diraih perseroan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
“Kami akan membayar utang perseroan sebesar US$ 100 juta, baik berupa obligasi dalam mata uang dolar AS maupun pinjaman dari Bank Mandiri,” ujar Darmono, dalam acara media gathering, di Jakarta, Rabu (17/7/2024).
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Darmonon mengungkap bila perseroan akan melakukan penjualan aset dalam bentuk tanah di Kawasan Industri Jababeka.
Baca Juga: SD Darmono Putuskan Turun Gunung untuk Kembali Menahkodai KIJA
“Kita perlu penjualan besar. Penjualan besar ya tadi kita mesti jual aset sekarang,” ucapnya.
Ia menyebut saat ini perseroan memiliki landbank seluas 5.600 hektare (ha) di Kawasan Industri Jababeka. Di mana, aset yang akan dijual perseroan hanya sebesar 500 ha.
“Kita punya 5.600 ha kalau mereka beli 500 ha saja Jababeka minat. Ekosistem kita juga sudah selesai, jadi kita cari investor. Kalau investor masuk utang kita beres semua ini strategi pertama,” ucapnya.
Selain menjual aset, perseroan juga bakal menggelar aksi korporasi di pasar modal melalui penawaran umum terbatas dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PHMETD ) atau rights issue.
Baca Juga: Jababeka Gandeng Hava.id Guna Mewujudkan Ekosistem Industri 4.0 di Correctio
Wakil Direktur Utama PT Jababeka Tbk, T Budianto Liman mengungkap jika alasan perseroan yang agresif dalam melakukan pelunasan utang ini dimaksudkan untuk mengurangi beban dan menyehatkan cash flow.
“Obligasi itu jatuh tempo 2027, sama dengan Bank Mandiri juga 2027. Cuma yang kita ingin itu bisa melunasi tidak perlu sampai 2027 at least 100 juta yang kita inginginkan untuk segera kita bayar. Sehingga cashflow yang tadinya untuk bayar utang bisa untuk pengembangan proyek,” terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement