Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahlil Sebut Kawasan Industri Bisa Dibangun dengan Modal Nekat

Bahlil Sebut Kawasan Industri Bisa Dibangun dengan Modal Nekat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang telah melalui tahapan yang panjang serta melelahkan. Pembangunan KIT ini bahkan tidak melalui proses pembuatan rencana induk atau master plan di awal demi mengerjar target dan ambisi pemerintah.

Hal tersebut dijelaskan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dalam Peresmian Operasional Kawasan Industri Terpadu Batang, Jumat (26/7/2024).

Baca Juga: Jelang Akhir Pemerintahan Jokowi, Pakar sebut Leadership Bahlil Sukses Wujudkan Ekonomi RI Terbaik di Dunia

Menurut dia, semuanya hanya modal nekat belaka.

"Saya ingat juga pak ini kawasan industri yang tidak punya master plan di awal. Ini cuma keberanian saja," ungkapnya.

KIT yang dibangun di atas modal nekat tersebut memiliki nilai total investasi sebanyak Rp13,342 triliun dnegan luas lahan 4.300 ha.

Pembangunan infrastruktur di klaster fase 1 dengan luas lahan 450 ha telah diselesaikan sebagian besarnya saja, dan keseluruhan tenant pada fase 1 dengan total 14 tenant diklaim telah terisi. Sehingga, total realisasi nilai investasi tersebut sebesar Rp6,8 triliun dan estimasi serapan tenaga kerja sebesar 14.880 orang.

"Jadi jujur 450 ha tahap pertama master plannya kita pakai intuisi. Jadi tidak semua yang dirumuskan bagus-bagus buktinya ada yang pakai intuisi hasilnya seperti hari ini," paparnya

Sebagai informasi, tujuan dari pembangunan KIT Batang ini adalah penampungan perusahaan yang relokasi dari China. Hal ini terjadi lantaran perang dagang antara dua negara adidaya, Amerika Serikat dengan China.

Baca Juga: Menteri-Menteri Jokowi Tak Sanggup, Industri Manufaktur Jadi Beban Berat di Depan Mata Prabowo

"Waktu itu karena arahan bapak harus segera cari alternatif relokasi industri-industri yang hengkang dari China itu bisa masuk ke Indonesia karena belum ada sama sekali yang masuk ke Indonesia," papar Bahlil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: