Petani sawit, diakui atau tidak, banyak yang berupaya untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit di usia 0-3 tahun. Akan tetapi, upaya tersebut kerap dihadapkan pada berbagai kendala salah satunya adalah modal kerja.
“Kunci utama dari produktivitas adalah memastikan populasi tanaman berada di atas 136 pokok per hektar. Ini menjadi modal utama yang harus dipastikan,” ujar Djend Muhayat dari Pusat Kelapa Sawit (PPKS) Medan, dikutip dari PPKS TV, Senin (29/7/2024)
Tak dapat disangkal bahwa banyak petani sawit yang masih memulai usahanya dengan tertatih-tatih namun berlandaskan niat yang kuat. Alhasil, semua tantangan dapat dilalui.
Lantas, untuk mengoptimalkan produksi, gawangan dan piringan juga harus selalu bersih. Dijelaskan oleh Djend, fokus pada piringan pohon dengan lebar minimal 2 meter sangat penting agar pemupukan dapat dilakukan dengan efektif.
Dalam meningkatkan upaya produktivitas, aplikasi pupuk tentu tidak bisa diabaikan. Pupuk harus diberikan sesuai dengan jadwal yakni pada usia 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, 8 tahun dan seterusnya.
Adapun penggunaan pupuk NPK 12-12-17 tentu dianjurkan dengan catatan apabila pupuk tersebut tidak tersedia, maka pupuk alternative bisa digunakan sesuai dengan dosis yang berlaku.
“Jika tidak bisa memberikan dosis penuh karena keterbatasan modal, berikan sesuai kemampuan, tetapi tetap mencapai total 2.5 kg per tahunnya,” kata dia.
Pengelolaan modal yang bijak menurut dia juga faktor yang penting. Pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri pun sebaiknya tidak diserahkan kepada orang lain demi menekan biaya agar tidak terlalu banyak keluar.
Baca Juga: Agenda Sawit Bisa Jadi Penyelamat Prabowo untuk Jaga Ekonomi RI
“Kecintaan terhadap kebun harus diiringi dengan rutin mengecek kondisi kebun untuk mitigasi cepat terhadap masalah yang muncul,” jelasnya.
Dia mengingatkan penggunaan herbisida harus bijaksana karena harganya yang mahal. Dirinya pun menegaskan agar memakai herbisida secara efisien dan efektif sesuai dengan dosis anjuran yang disarankan.
Terakhir, Djend menyarankan untuk melakukan benchmarking dengan petani sukses. Dia mengamati banyak petani milenial yang telah berhasil meningkatkan produktivitas kelapa sawitnya. Seperti petani milenial di Palembang, Jambi, Singkil dan beberapa wilayah lainnya.
“Harapannya, dari hanya 1 hektare kebun bisa berkembang menjadi 24 hektare, tentu saja dengan semangat dan strategi yang tepat,” tutur dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement