Pakar Marketing dan Branding, Andre Donas menyayangkan ada sejumlah pihak yang menyinggung penggunaan logo Danone di label Aqua. Menurutnya, sah-sah saja Aqua tidak menggunakan logo Danone dengan alasan apapun sehingga tidak perlu dipermasalahkan.
"Tidak ada logo Danone dalam label Aqua itu merupakan hal yang biasa dan wajar sehingga tidak perlu diperdebatkan," kata Andre Donas di Jakarta.
Andre mengungkapkan bahwa Aqua tentu memiliki strategi tersendiri dengan tidak menyematkan logo Danone pada label kemasan mereka. Dia mengatakan, lagi pula Aqua merupakan produk lokal yang sudah besar dari awal bahkan sebelum kedatangan Danone.
Baca Juga: AQUA Pertegas Komitmen Inovasi Kemasan dan Optimalisasi Pengelolaan Sampah Plastik
Dosen Periklanan Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) ini melanjutkan, banyak brand atau produk kenamaan yang tidak menggunakan perusahaan induk mereka. Misalnya saja Fastron yang sempat tidak menyematkan nama Pertamina dalam produk mereka.
"Hal ini merupakan hal yang biasa apabila kemudian perusahaan induk mereka dianggap sebagai liabilitas dalam pemasaran produk," katanya.
Belum lagi, sambung Andre, biaya restitusi yang harus dibayarkan kepada perusahaan induk. Dia mengatakan, bisa jadi Aqua tidak menyematkan logo Danone karena enggan untuk membayar royalti tersebut yang jumlahnya tentu tidak kecil.
Menurutnya, jauh apabila dikaitkan antara tidak menyematkan logo Danone dengan boikot yang saat ini sedang berlangsung. Dia berpendapat, hal ini mengingat Aqua merupakan perusahaan lokal pun sebelum Danone berinvestasi di Indonesia.
Andre menyebut, investasi entitas apapun dalam setiap korporasi dapat berganti dengan mudah. Misalnya saja Facebook mengakuisisi WhatsApp pada 2014 lalu. Dia mengatakan, bisa saja Facebook di kemudian hari melepas dan menjual WhatsApp ke pihak manapun.
Baca Juga: Logo Danone Hilang dari Kemasan Aqua
"Jadi saya melihat ini menjadi strategi perusahaan untuk efisiensi sekaligus penegasan bahwa Aqua memang merupakan produk 100 persen asli Indonesia yang tidak memiliki keterkaitan dengan Israel," katanya.
Lebih jauh, Andre melihat bahwa ada persaingan usaha dibalik isu penggunaan logo Danone tersebut. Menurutnya, ada pihak yang tidak bertanggung jawab ingin merebut pasar dengan cara menjelek-jelekan kompetitor.
Kasus berbeda dilakoni Le Minerale yang disebut-sebut harus membayar royalti ke perusahaan asing yakni Matsui Koshi Limited yang merupakan perusahaan cangkang di British Virgin Island. Meskipun di Indonesia berada di bawah PT Tirta Fresindo Jaya namun lisensi asli produk tersebut berada di bawah kuasa Matsui Koshi.
Artinya, Le Minerale harus membayar upeti kepada perusahaan cangkang tersebut meskipun masuk di Indonesia melalui Mayora di bawah bendera PT Tirta Fresindo Jaya. Kepemilikan lisensi Le Minerale oleh entitas asing ini juga menimbulkan pertanyaan apakah produk tersebut benar-benar asli Indonesia atau tidak.***
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement