Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkembangan Seni dan Budaya dalam Kemajuan Teknologi Digital Harus Berjalan Beriringan

Perkembangan Seni dan Budaya dalam Kemajuan Teknologi Digital Harus Berjalan Beriringan Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jawa Tengah -

Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan kegiatan Chip-In mengenai penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya dengan tema "Pengembangan Budaya & Seni Indonesia di Media Digital" di Pasar Seni Gabusan, Bantul, Yogyakarta, pada Sabtu (10/8/2024).

Kali ini hadir pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2024 yang ahli di bidangnya untuk berbagai bidang antara lain Madha Soentoro, seorang Etnomusikolog dan Ade Sukmawati dari Japelidi, serta AM Bayhaqi, seorang CEO BerDigital yang juga Ketua RTIK Sleman dan Pengurus Mafindo Jogja.

Survei terbaru dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia. Sebanyak 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.

Dalam fenomena tersebut muncul berbagai tantangan budaya digital seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, mulai menghilangnya budaya Indonesia karena media digital jadi panggung bagi budaya asing. Belum lagi hilangnya batas privasi, serta pelanggaran hak cipta dan karya intelektual di ranah digital.

Baca Juga: Rupiah Digital Siap Diterbitkan Bank Indonesia, Pahami Pengertian dan Cara Pakainya

"Individu di dunia digital harus memiliki pemahaman budaya bermedia digital, dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Bayhaqi.

Kecakapan budaya bermedia digital harus menjadi landasan pengguna internet di Indonesia yang akan mendorong untuk mencintai produk dalam negeri dan mengetahui hak-hak digital. "Kemudian pemahaman ini juga dijabarkan dalam tiap sila di Pancasila, sehingga pengguna digital dapat memahami juga bahwa tidak ada perbedaan antara ruang budaya digital dengan budaya non-digital," katanya.

Pemahaman digitalisasi budaya juga akan membuat pengguna media digital menggunakan sarana digital seperti platform media sosial, blog dan portal berita untuk menyebarkan budaya. Pesan seperti cinta produk dalam negeri akan lebih lantang disuarakan, dengan langkah nyata seperti memakai pakaian tradisional batik maupun kain khas Indonesia.

Lebih lanjut mengenai pengembangan seni dan budaya di Indonesia, di kesempatan yang sama Madha Soentoro, seorang Etnomusikolog mengatakan, seni dan budaya Indonesia harus terus berkembang.

Baca Juga: PERURI Hadirkan Solusi Digitalisasi Kesehatan End-to-End untuk Rumah Sakit di Acara Healthcare ARSSI Expo IX

"Kesenian dalam gerak, rupa, bunyi, media merupakan elemen kuat untuk menunjukkan jati diri identitas sebuah bangsa," terangnya.

Namun dalam tantangannya, era keterbukaan dengan fitur teknologi yang semakin mutakhir justru meningkatkan jarak pada esensi berkemanusiaan dalam berbudaya. Menurutnya perlu adanya aspek  kesadaran pentingnya kebudayaan dalam kemajuan teknologi.

Untuk itu diperlukan ekosistem, lewat pendidikan keluarga yang suportif dengan nilai-nilai kebudayaan. Kemudian pendidikan formal juga tetap harus memasukkan unsur kebudayaan, dan dukungan sosial-politik yang mendukung kebudayaan. Selain itu tak kalah penting adalah menumbuhkan apresiasi terhadap seni dan budaya milik sendiri.

Terkait memanfaatkan ruang digital untuk mempromosikan seni dan kebudayaan, Ade Sukmawati dari Japelidi mengatakan, harus ada pemahaman etika di dunia digital dari pengguna. "Ada kesadaran dengan menyempatkan waktu untuk berpikir sebelum berpikir dan berpartisipasi," kata Ade sambil menambahkan untuk itu diperlukan juga integritas yakni kejujuran, rasa tanggung jawab akan konsekuensi dari interaksi di ruang digital, serta peduli dengan martabat sesama manusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: