Pendiri dan Dewan Pengawas Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS), Sofyan Djalil, mengatakan bahwa komoditas kelapa sawit sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Bahkan, kontribusi sektor sawit ke Produk Domestik Bruto (PDB) RI secara keseluruhan mencapai 3,5% dengan melibatkan sekitar 18 juta penduduk dalam ekosistem sawit nasional.
Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPD) mencatat kontribusi sektor Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memberikan kontribusi sebesar 23,43% dalam perekonomian Indonesia sepanjang kuartal II/2024.
Baca Juga: Pemerintah Didesak untuk Selesaikan Konflik Kemitraan Usaha Perkebunan Sawit
“Salah satu sektor usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang memiliki andil besar ke perekonomian Indonesia adalah sektor sawit,” ujar Sofyan dalam keterangannya yang diterima Warta Ekonomi, Jumat (16/8/2024).
Peran sektor sawit ke PDB, sebutnya, terlihat dari angka ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang mencapai USD30 miliar per tahun hingga penyerapan tenaga kerja terkait sektor ini menyentuh 18 juta orang.
Guna menjaga keberlangsungan ekosistem sawit serta memberikan kontibusi yang lebih besar bagi ekonomi dan kemakmuran rakyat, Sofyan menyebut diperlukan adanya dukungan dari pemerintah terhadap kelompok usaha sawit, khususnya ke kelompok usaha kecil.
“Mereka yakni petani swadaya yang tidak memiliki akses ke sektor hulu-hilir sawit,” kata Sofyan.
Di sisi lain, dia juga mengungkapkan pentingnya upaya mendorong produktivitas melalui replanting dan peremajaan sawit rakyat (PSR). Harapannya, produksi CPO Indonesia bisa ditingkatkan lagi.
Sofyan juga menyinggung perihal permasalahan gangguan keamanan dan sumber pembiayaan yang menjadi persoalan yang harus dihadapi oleh pengusaha maupun petani swadaya agar memperkuat ekosistem sawit di Indonesia yang sejatinya sudah berkembang pesat.
Menurut Sofyan, hal tersebut wajib mendapat perhatian dari seluruh pemangku kepentingan agar bisa menjaga keberlangsungan ekosistem sawit agar tidak mengalami nasib seperti komoditas lainnya yang pernah memiliki masa kejayaannnya, akan tetapi saat ini nasibnya anjlok. Misalnya gula, karet, hingga teh.
Baca Juga: Sulawesi Barat Genjot PSR Demi Produktivitas Kebun Sawit
“Tentunya kita tidak ingin sawit nasibnya seperti gula, karet, atau teh. Komoditas tersebut dulu berjaya namun sekarang tinggal cerita,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement