Pengamat politik Refly Harun menilai Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak boleh maju Pilkada DKI Jakarta 2024 karena merupakan sosok yang keras sehingga oligarki akan sulit untuk masuk dalam proyek strategis di kota tersebut, selain itu juga kontroversial, serta berpeluang untuk menang.
Karenanya, menurut Refly Harun, dipilihlah Pramono Anung yang kemenangan atau kekalahannya di Pilkada DKI Jakarta 2024 tidak akan menjadi masalah bagi Istana, serta merupakan jembatan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga: Dugaan Tekanan yang Diberi Jokowi ke Megawati Sampai Menyerah Usung Anies di Jakarta
"Karena itu tidak boleh Ahok juga karena Ahok sosok yang keras dan kemudian bisa kontroversial dan masih punya peluang menang kalau Ahok misalnya, ya sudahah cari sosok yang bisa dipahami, kalau menang oke kalau kalah enggak apa-apa," ungkaonya.
"Jadi Pramono Anung ini bagi istana menang syukur tidak menang tidak apa-apa, begitu logikanya, menang syukur tidak menang tidak apa-apa karena dia adalah bridging antara Mr J dan Mrs M," imbuhnya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Kamis (29/8).
Melansir dari Tirto, Pramono Anung-Rano Karno resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta pada Rabu (28/8/2024) sebagai bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Jakarta 2024.
Pramono dan Rano Karno terlihat menyerahkan sejumlah dokumen syarat pendaftaran cagub-cawagub di Pilkada DKI Jakarta sekitar pukul 11.16 WIB di dalam kantor KPU, Jakarta Pusat.
Dokumen pendaftaran diserahkan langsung kepada Ketua KPU SKI Wahyu Dinata serta disaksikan sejumlah komisioner KPU DKI dan kader PDIP yang berada di dalam ruangan.
Pramono dan Rano Karno didampingi politisi PDIP, di antaranya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat menyerahkan dokumen kepada petugas KPU DKI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement