Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemitraan Kesehatan Internasional Terjalin antara Artemis Hospital India dan Perkasa Hospital Services Indonesia

Kemitraan Kesehatan Internasional Terjalin antara Artemis Hospital India dan Perkasa Hospital Services Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam langkah bersejarah untuk memperkuat hubungan kesehatan antara India dan Indonesia, Artemis Hospitals dan Perkasa Hospital Services mengumumkan kemitraan strategis yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan kesehatan dan meningkatkan kolaborasi medis antarnegara. Pengumuman ini disampaikan dalam acara bertema “Bridging Healthcare: India-Indonesia Synergy,” yang berlangsung di Kedutaan Besar India, Gama Tower, Jakarta.

Acara ini menandai tonggak penting dalam kemitraan tersebut, menegaskan komitmen kedua organisasi untuk menggabungkan kekuatan dan keahlian mereka. Acara ini juga menampilkan diskusi panel yang menarik yang dimoderatori oleh Ms. Poonam Sagar, Chairman Indonesia-India Business Forum (IIBF). Panel ini menghadirkan sekelompok ahli terkemuka, termasuk Mr. Septo Adjie, CEO Perkasa Hospital Services; Ms. Niharika Yadav, Direktur Utama AXA Financial Indonesia; dan Dr. Vishal Arora, Kepala Transformasi Bisnis Artemis Hospitals.

Acara dimulai dengan pidato menarik dari Yang Mulia Sandeep Chakravorty, Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste. Chakravorty menyoroti kekuatan kesehatan yang saling melengkapi antara kedua negara.

Baca Juga: Resmikan Dua RS Mewah, PTPP Siap Saingi Fasilitas Kesehatan Luar Negeri!

“Indonesia unggul dalam perawatan kesehatan primer dan sekunder tetapi menghadapi tantangan dalam perawatan tersier,” ujarnya. “Sebaliknya, India sangat maju dalam perawatan tersier tetapi menghadapi kesulitan di tingkat primer dan sekunder.” Ia menunjuk pada kolaborasi antara jaringan rumah sakit India dan rumah sakit di Indonesia sebagai contoh utama bagaimana memanfaatkan kekuatan masing-masing negara dapat menciptakan kerangka kerja kesehatan yang lebih kuat.

Ms. Niharika Yadav memberikan gambaran mendalam tentang ekosistem kesehatan, mengidentifikasi empat pemangku kepentingan utama: konsumen, perusahaan asuransi, penyedia medis, dan regulator atau pemerintah. Ia menekankan peran penting pemerintah dalam membentuk kebijakan kesehatan dan memastikan koordinasi yang efisien antara pihak bersangkutan ini. "Keterlibatan pemerintah sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan efektivitas dalam sistem kesehatan," ujar Yadav.

Mengacu pada pengalamannya di Indonesia, Yadav membahas langkah proaktif yang diambil oleh OJK, regulator asuransi. Upaya OJK untuk menghubungkan perusahaan asuransi dengan dewan medis dan Kementerian Kesehatan dirancang untuk mengurangi tekanan pada perusahaan asuransi dan meningkatkan efisiensi sistem secara keseluruhan. Inisiatif ini mencerminkan upaya regulasi yang lebih luas yang diperlukan untuk menyelaraskan kepentingan semua pemangku kepentingan kesehatan.

Yadav juga membahas masa depan asuransi swasta di Indonesia. Meskipun tingkat penetrasi saat ini masih rendah, ia menyatakan optimisme tentang pertumbuhannya. "Dengan biaya kesehatan yang terus meningkat dan kelas menengah yang berkembang, asuransi swasta diperkirakan akan menjadi lebih terjangkau," kata Yadav. Ia menyoroti peningkatan kesadaran akan asuransi kesehatan pasca-pandemi, dengan 70% orang Indonesia kini menyadari pentingnya perlindungan kesehatan. Peningkatan kesadaran ini menandakan masa depan yang menjanjikan untuk asuransi swasta di Indonesia.

Dr. Vishal Arora memberikan wawasan berharga tentang tantangan operasional yang dihadapi oleh institusi kesehatan. Ia menekankan pentingnya manajemen keuangan dan efisiensi operasional dengan ungkapan, "Top line is vanity, bottom line is sanity, and cash flow is reality." Arora menekankan perlunya standarisasi proses untuk memastikan efektivitas operasional dan keberlanjutan operasional kesehatan. Wawasannya menekankan bahwa efisiensi adalah kunci untuk mempertahankan layanan kesehatan berkualitas tinggi.

Mr. Septo Adjie membahas isu pentingnya membangun kepercayaan dalam sistem kesehatan Indonesia. Ia mengakui bahwa kepercayaan masih menjadi kesenjangan signifikan dibandingkan dengan negara-negara seperti Malaysia dan India.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Respirasi Ibu dan Anak di RS Persahabatan Jakarta

"Kepercayaan dalam bagaimana dokter dan rumah sakit memperlakukan pasien sangat penting," kata Adjie. Ia mengadvokasi peningkatan kolaborasi dan integrasi dukungan finansial atau asuransi untuk meningkatkan penyampaian layanan kesehatan. Adjie juga menyoroti potensi pengurangan biaya kesehatan dengan memanfaatkan opsi asuransi di India, mencatat bahwa banyak orang Indonesia saat ini mencari perawatan medis di luar negeri karena biaya domestik yang tinggi.

Diskusi panel ini mengungkapkan potensi besar bagi India dan Indonesia untuk menjalin kerja sama yang efektif dalam menghadapi tantangan kesehatan. Acara ini menekankan bagaimana kedua negara dapat bahu-membahu dalam memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk menciptakan solusi kesehatan yang lebih inovatif dan efisien.

Para ahli dan pemimpin dari kedua negara, menyoroti berbagai kesempatan yang ada untuk memperkuat sinergi India dan Indonesia di bidang kesehatan. Maka dengan memanfaatkan sumber daya, pengetahuan, dan keahlian yang dimiliki oleh India dan Indonesia, bersama dapat membawa manfaat yang signifikan bagi kesehatan masyarakat di kedua negara.

Tidak sampai situ saja, tetapi kemitraan ini pun juga diharapkan menjadi contoh negara-negara lain dalam kerja sama antarnegara di bidang kesehatan yang berpotensi dalam mengatasi tantangan kesehatan global serta memperkuat hubungan internasional di bidang kesehatan. Dengan membangun kepercayaan dan kerja sama yang erat, India dan Indonesia berkomitmen untuk mengatasi isu-isu kesehatan secara komprehensif, menciptakan dampak positif yang luar, dan menetapkan standar yang baru dalam kerja sama kesehatan internasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: