Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan bahwa porsi energi baru terbarukan akan digenjot hingga 62 Gigawatt hingga tahun 2040. Hal ini ia ungkapkan pada agenda Indonesia Sustainability Forum di Jakarta, Kamis (05/09/2024).
"Dua kali lipat dari listrik yang ada di negara ini," kata Luhut.
Baca Juga: Luhut Bertindak, Tiket Pesawat Bakal Diturunkan Hingga 11 Persen
Menurut Luhut hal ini merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission di tahun 2060. Di sini ada 400 project sustainability yang tengah di jalankan Indonesia, termasuk transisi energi hingga keberlanjutan pangan di Indonesia.
"Saya dapat memberikan contoh seperti Pembangkit Listrik Suralaya 2 Gigawatt yang akan ditutup, dan juga (PLTU) Cirebon," ujar Luhut.
Meski begitu, Luhut memandang proses transisi energi tiap negara tidak bisa diseragamkan. Sebagai contoh Indonesia hanya menghasilkan 2,5 ton per kapita. Sedangkan di Amerika 15 juta ton per kapita.
Pasalnya jika diseragamkan akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Luhut Ungkap Semen Hijau SIG Mengubah Industri Konstruksi dan Indonesia
"Kita perlu mempertahankan pertumbuhan ekonomi, itu harus ada baseload (energi dasar). Tanpa baseload, itu dapat membahayakan ekonomi kita," lanjut Luhut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement